Syarah Arba’in (42)
3 min readHADITS KEEMPAT PULUH DUA
عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: قَالَ تَعَالَى: يَاابْنَ آدَمَ، إِنَّكَ مَادَعَوْتَنِيْ وَرَجَوْتَنِيْ غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَا كَانَ مِنْكَ وَلاَ أُبَالِيْ، يَاابْنَ آدَمَ، لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوْبُكَ عَنَانَ السَّمَاءِ ثُمَّ اسْتَغْفَرْتَنِيْ غَفَرْتُ لَكَ. يَاابْنَ آدَمَ، إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِيْ بِقُرَابِ اْلأَرْضِ خَطَايَا ثُمَّ لَقِيْتَنِيْ لاَتُشْرِكُ بِيْ شَيْئًا َلأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً. رواه الترمذي وقال: حديث حسن صحيح.
Dari Anas bin Malik Radhiallahu ‘anhu berkata: “Aku mendengar Rasulullah bersabda: “Allah ‘Azza wajalla berfirman: “Wahai Ibnu Adam selama engkau berdo’a dan berharap kepada-Ku akan Aku ampuni dosamu walau bagaimanapun (besarnya) Aku tidak peduli.
Wahai Ibnu Adam kalau dosamu mencapai puncak bumi kemudian engkau minta ampun kepada-Ku niscaya akan Aku ampuni.
Wahai Ibnu Adam jika engkau datang kepada-Ku dengan membawa dosa hampir sepenuh bumi tapi engkau berjumpa kepada-Ku dalam keadaan tidak berbuat syirik niscaya akan Aku berikan ampunan semisalnya” (HR. Tirmidzi beliau berkata: Hadits Hasan Shahih) .
Syarah:
Dalam hadits ini terdapat kabar yang agung, pemaafan dan kemurahan yang agung, serta berbagai macam karunia, kebaikan, kasing sayang dan anugerah yang tidak terhitung, hadits ini seperti sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam:
لله أَفْرَح بِتَوْبَةِ عَبْدِهِ مِنْ أَحَدِكُمْ بِضَالَّتِهِ لَوْ وَجَدَهَا
“Allah lebih merasa gembira dengan taubatnya seorang hamba dari gembiranya salah seorang kalian yang dapat menemukan kambali binatangnya yang hilang”.
Dari Abu Ayyub Radiyallahu’anhu ketika beliau menjelang sakaratul maut: “Aku telah menyembunyikan atas kalian satu hadits yang pernah aku dengar dari Rasulullah:
لَوْلاَ أَنَّكُمْ تذْنبُوْنَ لِخَلْقِ اللهِ خَلْقًا يذْنبُوْنَ فَيَغْفِرُ لَهُمْ
“Kalaulah kalian tidak berdosa niscaya Allah akan menciptakan makhluk yang menggantikan kalian dan kemudian mereka berbuat dosa kemudian Allah mengampuni dosa mereka” dan banyak lagi hadits yang semakna dengan hadits ini.
Perkataan dalam hadits: “Wahai Ibnu Adam selama engkau berdo’a dan berharap kepada-Ku” hadits ini sesuai dengan sabda Rasulullah:
أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِيْ بِيْ فَلِيَظُنّ بِيْ مَا شَاءَ
“Aku sesuai dengan sangkaan hamba-Ku silahkan mereka mempunyai sangkaan semau mereka”, telah ada riwayat bahwasanya seorang hamba apabila berdosa kemudian menyesal dengan berkata: “Wahai Rabb aku melakukan dosa ampunilah aku, tidak ada yang mengampuni dosa kecuali Engkau, maka Allah berfirman: “Hamba-Ku telah tahu bahwa dia punya Rabb yang mengampuni dosa, mengadzab karena dosa, Aku persaksikan kepada kalian bahwa Aku telah mengampuninya, kemudian hamba tersebut melakukan dosa yang kedua ketiga dan Allah berfirman sama dengan yang pertama, kemudian berfirman: “Amalkanlah apa yang engkau kehendaki sungguh Aku telah mengampuni kalian”, yakni apabila berbuat dosa kemudian beristighfar.
Ketahuilah taubat mempunyai tiga syarat: Pertama: berhenti dari perbuatan maksiatnya, Kedua: menyesal atas apa yang ia sia-siakan, Ketiga: berazam untuk tidak mengulangi perbuatan tersebut. Apabila dosanya berkaitan dengan haq hamba maka ia harus menunaikan haq saudaranya dan minta dihalalkan. Kalau dosanya antara ia dengan Allah tapi ada kifarat maka hendaknya ia melaksanakan kifarat, ini adalah syarat keempat. Kalau seorang hamba melaksanakan tiap harinya seperti ini dan bertaubat dengan syarat-syarat lainnya karena Allah, sungguh Allah akan mengampuninya.
Perkataan dalam hadits: “Walau bagaimanapun” yakni walau berulang kali engkau melakukan maksiat, perkataan dalam hadits: “aku tidak peduli” yakni aku tidak peduli dengan dosamu.
Perkataan dalam hadits: “Wahai Ibnu Adam kalau dosamu mencapai puncak bumi kemudian engkau minta ampun kepada-Ku niscaya akan Aku ampuni” yakni kalau dosa berupa benda yang memenuhi bumi dan langit, ini adalah puncak banyaknya dosa akan tetapi karena kemurahan dan kebijakan Allah serta pemaafannya yang lebih besar dan agung, tidak ada diantara keduanya kesesuaian dan tidak ada kemuliaan yang lain, maka hancurlah dosa alam di sisi kebijakan dan pemaafan Allah Subhanahu wata’ala.
Perkataan dalam hadits: “Wahai Ibnu Adam jika engkau datang kepada-Ku dengan membawa dosa hampir sepenuh bumi tapi engkau berjumpa kepadaku dalam keadaan tidak berbuat syirik niscaya akan Aku berikan ampunan semisalnya” yakni datang kepada-Ku dengan dosa hampir sepenuh bumi.
Perkataan dalam hadits: “Kemudian bertemu dengan-Ku” yakni engkau mati dalam keadaan beriman tidak berbuat syirik kepada Allah. Tidak ada ketenangan bagi seorang mukmin selain bertemu dengan Rabbnya, Allah telah berfirman:
إِنَّ اللهَ لاَ يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُوْنَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَآءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيْمًا
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan akan mengampuni dosa yang selainnya bagi orang yang dikehendaki” (An Nisa: 48), dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda: “Tidaklah seorang hamba dianggap terus menerus melakukan dosa jika beristighfar walau dalam sehari melakukan dosa sembilan puluh kali”, Abu Hurairah berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Baik sangka kepada Allah termasuk ibadah kepada Allah yang paling baik”.
(Diterjemah oleh Abdurahman Mubarak Ata)