Desember 2, 2024

ALMUBARAK

MEDIA BERBAGI FAEDAH

TERJEMAH USHULUS SUNNAH

Faedah-Faedah dari kitab Aunul bary syarah syarhus sunnah albarbahary

Karya Syaikh Rabe’ bin Hadi Almadkholi

 

1.

 

 

 

Terjemah Ushulus sunnah

INILAH AQIDAH DAN DAKWAH KAMI
POKOK-POKOK AHLUS SUNNAH

Penulis:
Imam Ahmad bin Hanbal
Syaikh Muqbil bin Hadi al Wadi’i

Penerbit AL MUBARAK

Judul Asli
Ushulus Sunnah
Hadzihi Da’watuna wa Aqidatuna

Penulis
Imam Ahmad bin Hanbal
Syaikh Muqbil bin Hadi al Wadi’i

Penerbit:

Edisi Indonesia
Inilah Dakwah dan Aqidah kami
Pokok-pokok Aqidah Ahlus Sunnah

Alih Bahasa:
Abu Abdillah Abdurrahman Mubarak Ata

DAFTAR ISI

I. POKOK-POKOK SUNNAH MENURUT IMAM AHMAD BIN HANBAL————–
Iman kepada Qadar
Al Qur’an———–
Iman kepada Ru’yah Hari kiamat
Apakah Nabi shalallahu alaihi wasallam telah melihat Rabbnya?———————-
Iman kepada Mizan di hari kiamat
Allah subhanahu wata’ala berbicara kepada hamba-Nya pada hari kiamat————
Iman terhadap Haudh (telaga)
Iman terhadap adzab kubur
Umat ini akan difitnah dalam kuburnya
Iman terhadap syafa’at Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam—-
Iman bahwa Dajjal akan keluar ——-
Isa bin Maryam akan turun dan akan membunuh Dajjal di pintu Lud——————
Iman adalah perkataan dan amalan bertambah dan berkurang————————–
Umat yang terbaik setelah Nabi-Nya shalallahu’alaihi wasallam Abu Bakar as siddiq, kemudian Umar bin Khattab dan Utsman bin Affan radiyallahu’anhum——-
Mendengar dan taat kepada Imam dan Amirul Mukminin——————————-
Perang dan jihad terus berlangsung bersama imam sampai hari kiamat—————-
Pembagian Fai dan menegakkan had
Penyaluran shadaqah——————————
Shalat jum’at————————————–
Barangsiapa yang memberontak kepada penguasa mati dalam keadaan jahiliyah——–
Tidak halal memerangi penguasa dan memberontak kepada mereka
Memerangi para pencuri dan khawarij diperbolehkan-
Kita tidak boleh mempersaksikan seseorang ahlul kiblat dengan amalan yang dia lakukan dengan kepastian masuk surga atau neraka—
Ampunan Allah subhanah wata’ala bagi yang mau bertaubat————————–
Barangsiapa yang bertemu dengan Allah dan telah ditegakkan atasnya hukum had maka hukuman tersebut adalah sebagai penghapus dosanya——————————
Barangsiapa yang bertemu dengan Allah dalam keadaan tidak bertaubat dari dosanya maka urusannya menurut kehendak Allah—
Barangsiapa yang bertemu dengan Allah dalam keadaan kafir, akan diadzab oleh-Nya dan tidak diampuni—–
Rajam haq atas orang yang berzina————-
Hukum atas orang yang menghina shahabat Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam-
Nifaq adalah kufur——————————–
Tiga perangai jika ada pada seseorang berarti dia munafiq——————————
Surga dan Neraka sudah diciptakan Allah subhanahu wata’ala————————–
Barangsiapa yang mati dari ahlul kiblat dalam keadaan bertauhid maka harus di shalati——-
II. AKHIR RISALAH——————————

KATA PENGANTAR CETAKAN PERTAMA

بسم الرحمن الرحيم

Akhir-akhir ini karena gencarnya dakwah yang dilakukan oleh ahlul bid’ah dan makar yang dilakukan oleh orang-orang yang memusuhi Islam mengakibatkan umat Islam banyak yang tidak mengetahui pokok-pokok agama mereka.
Oleh sebab itu kami merasa terpanggil untuk menjelaskan aqidah Islam (Ahlus Sunnah wal Jama’ah) kepada masyarakat luas agar mereka bisa mempelajari dan mengamalkannya.
Alhamdulillah, kami mendapatkan satu kitab, walaupun kecil bentuknya namun mengandung ilmu yang sangat besar dan bermanfaat bagi kaum muslimin di dunia dan di akhirat. Buku karya Imam Ahlus Sunnah Ahmad bin Hanbal memuat pokok-pokok Aqidah Ahlus Sunnah yang sudah banyak dilupakan oleh kaum muslimin.
Akhirnya mudah-mudahan ini merupakan sumbangsih kami dalam menyebarkan Dakwah Salafiyah Ahlus Sunnah wal Jama’ah, dan mudah-mudahan Allah subhanahu wata’ala menjadikannya bermanfaat bagi segenap pembaca khususnya dan kaum muslimin pada umumnya. Amin.
Tak lupa segala kritik dan saran tetap kami harapkan demi kesempurnaan risalah ini, karena kami yakin kami adalah orang yang dha’if, semoga Allah subhanahuwata’ala meridhai kita semua.

Penerbit AL MUBARAK

KATA PENGANTAR CETAKAN KEDUA

Bismillahirrahmaanirrahiim

Alhamdulillah, kami kembali bisa menghadirkan salah satu karya Imam Ahlus Sunnah Ahmad bin Hanbal. Buku ini berisi pokok-pokok Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Dalam cetakan kedua ini risalah Ushulus Sunnah kami ambil dari kitab “Syarah Ushul I’tiqad Ahlis Sunnah wal Jama’ah” karya Imam al Lalika’i rahimahullah. Sebagai tambahan faidah kami juga nukilkan beberapa faidah tambahan dari kitab-kitab para ulama ahlus sunnah wal jamaah.
Di bagian akhir kitab ini kami hadirkan pula satu risalah Syaikh Muqbil bin Hadi al Wadi’I yang berjudul “Hadzihi Dakwatuna wa Aqidatuna”.
Mudah-mudahan apa yang kami lakukan ini bermanfaat bagi kami di dunia dan di akhirat. Dan kami meminta Agar Allah menjadikan buku ini bermanfaat bagi segenap pembaca khususnya dan kaum muslimin pada umumnya. Amiin.

Penerbit AL MUBARAK

Aqidah Imam Ahmad bin Hanbal

أخبرنا علي بن محمد بن عبد الله السكري ، قال : حدثنا عثمان بن أحمد بن عبد الله بن بريد الدقيقي قال : حدثنا أبو محمد الحسن بن عبد الوهاب أبو العنبر قراءة من كتابه في شهر ربيع الأول سنة ثلاث وتسعين ومائتين ، قال : حدثنا أبو جعفر محمد بن سليمان المنقري بتنيس قال : حدثني عبدوس بن مالك العطار قال : سمعت أبا عبد الله أحمد بن محمد بن حنبل يقول :
Imam Al Lalikai berkata: Telah mengabarkan kepada kami Ali bin Muhamad bin Abdillah assukary, ia berkata: telah memberitakan kepadaku ‘Utsman bin Ahmad bin Buraid Ad Daqiqi: ”Telah menceritakan kepada kami Abu Muhammad al Hasan bin Abdul Wahab Abul Anbar, beliau telah membaca kitabnya pada bulan Rabiul awal Th. 293 H. ia berkata: “Telah mengabarkan kepada kami Abu Ja’far Muhammad bin Sulaiman al Munqari al Bashri di Tunisia: “Telah mengabarkan kepadaku Abdus bin Malik al Athar: ”Aku mendengar Abu Abdillah Ahmad bin Hanbal berkata:

أصول السنة عندنا : التمسك بما كان عليه أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم ، والاقتداء بهم ، وترك البدع ، وكل بدعة فهي ضلالة ، وترك الخصومات والجلوس مع أصحاب الأهواء ، وترك المراء والجدال والخصومات في الدين
Pokok-pokok Sunnah (Islam) di sisi kami adalah: Berpegang teguh dengan apa yang telah dijalani oleh para shahabat nabi serta bertauladan kepada mereka,1 Meninggalkan perbuatan bid’ah. Karena setiap bid’ah adalah sesat.2 Serta meninggalkan perdebatan dalam masalah agama,juga meninggalkan duduk-duduk bersama ashabul ahwa, meninggalkan perdebatan dan percekcokan dalam masalah agama3

والسنة عندنا آثار رسول الله صلى الله عليه وسلم ، والسنة تفسر القرآن ، وهي دلائل القرآن ، وليس في السنة قياس ، ولا تضرب لها الأمثال ، ولا تدرك بالعقول ولا الأهواء ، إنما هي الاتباع وترك الهوى
As Sunnah disisi ahlussunah adalah atsar-atsar dari rasulullah, dan assunnah adalah yang menafsirkan Al Qur’an dan menjadi dalil-dalil (sebagai petunjuk dalam memahami) Al Qur’an,4 tidak ada qiyas dalam masalah agama, tidak boleh dibuat permisalan-permisalan bagi As Sunnah, dan tidak boleh As Sunnah difahami dengan akal dan hawa nafsu, kewajiban kita hanyalah mengikuti As Sunnah serta meninggalkan akal dan hawa nafsu.5

ومن السنة اللازمة التي من ترك منها خصلة (4) لم يقلها ويؤمن بها لم يكن من أهلها :
Dan termasuk As Sunnah yang harus diyakini, barangsiapa meninggalkan salah satu dari As Sunnah ini –tidak menerima dan tidak beriman padanya- maka dia tidak termasuk golongan Ahlus Sunnah, yaitu:

1. Iman Terhadap Qadar yang Baik dan Jelek
الإيمان بالقدر خيره وشره ، والتصديق بالأحاديث فيه ، والإيمان بها لا يقال لم ولا كيف ، إنما هو التصديق بها والإيمان بها ومن لم يعرف تفسير الحديث ويبلغه عقله فقد كفي (5) ذلك وأحكم له ، فعليه الإيمان به والتسليم له ، مثل حديث الصادق والمصدوق ، وما كان مثله في القدر ، ومثل أحاديث الرؤية كلها ، وإن نبت عن الأسماع واستوحش منها المستمع فإنما عليه الإيمان بها ، وأن لا يرد منها جزءا واحدا وغيرها من الأحاديث المأثورات عن الثقات ، لا يخاصم أحدا ولا يناظره ولا يتعلم الجدل (6) ، فإن الكلام في القدر والرؤية والقرآن وغيرها من السنن مكروه منهي عنه ، ولا يكون صاحبه إن أصاب بكلامه السنة من أهل السنة حتى يدع (7) الجدل ويسلم ويؤمن بالآثار
Iman Terhadap Qadar yang Baik dan Jelek, Membenarkan hadits-hadits yang datang tentang masalah ini, beriman kepadanya,6 tidak mengatakan ”mengapa?”, dan tidak pula mengatakan: ”Bagaimana?”, akan tetapi sikap kita hanya membenarkan dan mengimaninya. Barangsiapa yang tidak mengetahui penafsiran suatu hadits, dan akalnya tidak dapat mencapainya sesungguhnya hal tersebut telah cukup dan sempurna (tidak perlu berdalam-dalam lagi). Yang wajib atasnya adalah beriman, tunduk dan patuh dalam menerimanya, seperti hadits; ‘As Shadiqul masduq”7 dan hadits-hadits yang seperti ini dalam masalah taqdir, demikian juga semisal hadits-hadits ru’yah (bahwa kaum mukminin akan melihat Allah di surga), walaupun terasa asing di pendengaran8 dan berat bagi yang mendengar, akan tetapi wajib mengimaninya dan tidak boleh menolak satu bagianpun, dan juga hadits-hadits lainnya yang ma’tsur (diriwayatkan) dari orang-orang terpercaya, jangan berdebat dengan seorangpun, tidak boleh pula mempelajari ilmu jidal (ilmu debat mendebat) karena berbicara tanpa ilmu dalam masalah taqdir, ru’yah dan Al Qur’an dan masalah lainnya yang terdapat dalam sunnah adalah perbuatan yang dibenci dan dilarang,9 pelakunya tidak termasuk ahlus sunnah walaupun perkataannya mencocoki sunnah sampai dia meninggalkan perdebatan dan mengimani atsar.10

2. Al Qur’an
والقرآن كلام الله وليس بمخلوق ، ولا تضعف أن تقول ليس بمخلوق ، فإن كلام الله منه وليس منه شيء مخلوق ، وإياك ومناظرة من أحدث فيه ، ومن قال باللفظ وغيره ، ومن وقف فيه فقال : » لا أدري مخلوق أو ليس بمخلوق « ، وإنما هو كلام الله وليس بمخلوق
Al Qur’an adalah kalamullah dan bukanlah makhluk. Janganlah kamu lemah untuk menyatakan “Alquran bukan makhluk”. Sesungguhnya kalamullah (al Qur’an) itu datang dari Allah, dan sesuatu yang berasal dari Dzatnya itu bukanlah makhluk. Jauhilah berdebat dengan orang yang berbuat bidah dalam masalah ini dan dengan orang lafdziyah (ahlul bid’ah yang mengatakan; lafadzku ketika membaca Al Qur’an adalah makhluk) dan orang lainnya atau juga dengan orang yang tawaquf (abstain) dalam masalah ini yang mereka berkata; ”aku tidak tahu Al Qur’an itu makhluk atau bukan makhluk tapi yang jelas Al Qur’an itu adalah kalamullah” Ketahuilah (bahwasanya keyakinan ahlus sunnah adalah) Al Qur’an adalah kalamullah bukan makhluk.11

3. Iman terhadap Ru’yah hari kiamat
والإيمان بالرؤية يوم القيامة كما روي عن النبي صلى الله عليه وسلم من الأحاديث الصحاح
وأن النبي صلى الله عليه وسلم قد رأى ربه ، وأنه مأثور عن رسول الله صلى الله عليه وسلم صحيح ، رواه قتادة ، عن عكرمة ، عن ابن عباس ، ورواه الحكم بن أبان ، عن عكرمة ، عن ابن عباس ، ورواه علي بن زيد ، عن يوسف بن مهران ، عن ابن عباس ، والحديث عندنا على ظاهره كما جاء عن النبي صلى الله عليه وسلم ، والكلام فيه بدعة ، ولكن نؤمن به كما جاء على ظاهره ولا نناظر فيه أحدا
Iman terhadap Ru’yah hari kiamat.Sebagaimana diriwayatkan dari Nabi shalallahu’alaihi wasallam dalam hadits-hadits yang shahih.12
Hal ini telah ma’tsur dari Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam diriwayatkan oleh Qatadah dari Ikrimah dari Ibnu Abbas dan diriwayatkan oleh Al Hakam bin Iban dari Ikrimah dari Ibnu Abbas, driwayatkan pula oleh Ali bin Zaid dari Yusuf bin Mihram dari Ibnu Abbas. Kita memahami hadits ini sesuai dengan zhahirnya sebagaimana datangnya dari Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam. Berkomentar (tanpa ilmu) dalam hal ini adalah bid’ah, yang wajib bagi kita adalah beriman dengan hal ini sebagaimana datang zhahirnya dan kita tidak berdebat dengan seorangpun dalam masalah ini.13

5.Iman kepada Mizan hari kiamat
والإيمان بالميزان كما جاء : يوزن العبد يوم القيامة فلا يوزن جناح بعوضة ، وتوزن أعمال العباد كما جاء في الأثر . والإيمان به والتصديق به والإعراض عمن رد ذلك ، وترك مجادلته
Iman kepada Mizan Sebagaimana disebutkan dalam hadits:
“Seorang hamba akan ditimbang pada hari kiamat, dan beratnya tidak seberat sayap nyamukpun”14
Amalan para hamba akan ditimbang sebagaimana disebutkan dalam atsar. Wajib bagi kita untuk beriman dan membenarkannya,15 serta berpaling dari orang-orang yang menentangnya dan (kita harus) meninggalkan perdebatan dengannya.16

6. Allah berbicara kepada hambaNya pada hari kiamat
وإن الله تبارك وتعالى يكلم العباد يوم القيامة ليس بينهم وبينه ترجمان ، والإيمان به والتصديق به
Allah berbicara kepada hambaNya pada hari kiamat, Sesungguhnya para hamba akan berbicara dengan Allah pada hari kiamat tanpa adanya penerjemah antara mereka dengan Allah dan hal ini kita wajib mengimaninya17.

7. Iman terhadap Haudh (telaga)
والإيمان بالحوض ، وأن لرسول الله صلى الله عليه وسلم حوضا يوم القيامة ترد عليه أمته ، عرضه مثل طوله مسيرة شهر ، آنيته كعدد نجوم السماء ، على ما صحت به الأخبار من غير وجه
Beriman kepada haudh (telaga), Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam pada hari kiamat memiliki telaga yang akan didatangi oleh umatnya, lebarnya seperti panjangnya yaitu selama perjalanan satu bulan, bejana-bejananya seperti banyaknya bintang-bintang di langit, hal ini sebagaimana diberitakan dalam khabar-khabar (hadits-hsdits) yang benar dari banyak jalan periwayatan.18

8. Iman terhadap adzab kubur19
والإيمان بعذاب القبر
Beriman tentang adanya adzab kubur

9. Umat ini akan ditanya di dalam kuburnya
وأن هذه الأمة تفتن في قبورها ، وتسأل عن الإيمان والإسلام ، ومن ربه ، ومن نبيه ، ويأتيه منكر ونكير كيف شاء الله عز وجل وكيف أراد ، والإيمان به والتصديق به
Sesungguhnya umat ini akan diuji dan ditanya dalam kuburnya tentang Iman, Islam, siapa Rabbnya dan siapa Nabinya shalallahu’alaihi wasallam. Munkar dan Nakir akan mendatanginya sebagaimana yang Dia kehendaki dan inginkan. Kita wajib beriman dan membenarkan hal ini.20

10. Iman terhadap Syafa’at Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam
والإيمان بشفاعة النبي صلى الله عليه وسلم ، وبقوم يخرجون من النار بعدما احترقوا وصاروا فحما ، فيؤمر بهم إلى نهر على باب الجنة كما جاء في الأثر ، كيف شاء الله وكما شاء ، إنما هو الإيمان به والتصديق به
Beriman kepada syafa’at Nabi shalallahu’alaihi wasallam dan kepada suatu kaum yang akan keluar dari neraka setelah mereka terbakar dan menjadi arang, selanjutnya mereka akan diperintahkan menuju sungai di depan pintu surga (sebagaimana diberitakan dalam atsar) dan seperti apa yang Dia kehendaki, kita wajib beriman dan membenarkan hal ini.21

11. Iman bahwa Dajjal akan keluar dan tertulis di antara kedua matanya kafir (ك ف ر)
والإيمان أن المسيح الدجال خارج مكتوب بين عينيه كافر ، والأحاديث التي جاءت فيه ، والإيمان بأن ذلك كائن
Beriman bahwa Al-Masih Ad-Dajjal akan keluar, tertulis diantara kedua matanya ك ف ر dan kita mengimani dengan hadits-hadits yang datang menjelaskan akan hal ini bahwa peristiwa ini kelak akan terjadi. 22

12. Isa bin Maryam akan turun dan akan membunuh Dajjal di pintu Ludh
وأن عيسى ابن مريم ينزل فيقتله بباب لد
Beriman bahwa Isa bin Maryam akan turun dan membunuh Dajjal di pintu Lud.23

13. Iman adalah Perkataan dan perbuatan. Bertambah dan Berkurang
والإيمان قول وعمل يزيد وينقص كما جاء في الخبر : « أكمل المؤمنين إيمانا أحسنهم خلقا ». ومن ترك الصلاة فقد كفر ، وليس من الأعمال شيء تركه كفر إلا الصلاة ، من تركها فهو كافر ، وقد أحل الله قتله
Iman adalah ucapan dan amalan, bertambah dan berkurang,24 sebagaimana telah diberitakan dalam hadits:
“Orang mu’min yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaqnya”,25 dalam hadits lain:
“Barangsiapa meninggalkan shalat sesungguhnya ia telah kafir”26
“Tidak ada amalan yang kalau ditinggalkan orang menjadi kafir kecuali shalat”27
Maka barangsiapa yang meninggalkan shalat dia menjadi kafir dan Allah subhanahu wata’ala telah menghalalkan untuk membunuhnya.

14. Umat yang Terbaik Setelah NabiNya shalallahu’alaihi wasallam adalah Abu Bakar As Siddiq, kemudian Umar bin Khattab dan Utsman bin Affan
وخير هذه الأمة بعد نبيها أبو بكر الصديق ، ثم عمر بن الخطاب ، ثم عثمان بن عفان ، نقدم هؤلاء الثلاثة كما قدمهم أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم لم يختلفوا في ذلك ، ثم بعد هؤلاء الثلاثة أصحاب الشورى الخمس علي بن أبي طالب ، وطلحة ، والزبير ، وعبد الرحمن بن عوف ، وسعد ، كلهم يصلح للخلافة وكلهم إمام . ونذهب إلى حديث ابن عمر : كنا نعد ورسول الله صلى الله عليه وسلم حي ، وأصحابه متوافرون : أبو بكر ، ثم عمر ، ثم عثمان ، ثم نسكت . ثم من بعد أصحاب الشورى أهل بدر من المهاجرين ، ثم أهل بدر من الأنصار من أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم على قدر الهجرة والسابقة أولا فأولا . ثم أفضل الناس بعد هؤلاء أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم القرن الذي بعث فيهم ، كل من صحبه سنة أو شهرا أو يوما أو ساعة أو رآه ، فهو من أصحابه ، له من الصحبة على قدر ما صحبه ، وكانت سابقته معه ، وسمع منه ونظر إليه نظرة ، فأدناهم صحبة هو أفضل من القرن الذين لم يروه ، ولو لقوا الله بجميع الأعمال كان هؤلاء الذين صحبوا النبي صلى الله عليه وسلم ورأوه وسمعوا منه ومن رآه بعينه وآمن به ولو ساعة أفضل بصحبته من التابعين ولو عملوا كل أعمال الخير
Umat yang Terbaik Setelah NabiNya shalallahu’alaihi wasallam adalah Abu Bakar As Siddiq, kemudian Umar bin Khattab dan Utsman bin Affan, Kita mengutamakan tiga shahabat ini sebagaimana Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam telah mengutamakan mereka dan mereka tidak berselisih dalam masalah ini. Kemudian setelah itu orang yang paling utama adalah ashabus syura yang berjumlah lima orang (Ali bin Abi Thalib, Zubair, Abdur Rahman bin Auf, Sa’ad dan [Thalhah]*) seluruh mereka berhak untuk menjadi khalifah dan mereka adalah imam. Dalam hal ini kita berpegang dengan hadits Ibnu Umar:
“Kami menganggap -ketika Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam masih hidup dan para shahabatnya masih banyak yang hidup-, bahwa shahabat yang terbaik adalah: Abu Bakar, Umar dan Utsman kemudian kami diam (tidak menentukan orang ke empat)”, kemudian setelah ashabus syura orang yang paling utama adalah orang yang ikut perang badar dari kalangan muhajirin, kemudian ahlu badar dari anshar, keutamaan mereka sesuai dengan urutan hijrah mereka dan masuknya kedalam agama islam. kemudian manusia yang paling utama setelah para shahabat adalah generasi yang beliau diutus pada mereka29, , yaitu yang pernah bersahabat dengan beliau selama satu tahun, satu bulan, satu hari atau satu jam, siapa yang pernah melihat Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam maka dia termasuk shahabat Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam. Dia mempunyai keutamaan sesuai dengan kadar lamanya waktu dia bersahabat dengan Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam dia lebih dulu masuk Islam bersama Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam, mendengar dan melihatnya (merupakan satu keutamaan baginya-pent.) Orang yang paling rendah perhahabatannya dengan Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam itu tetap lebih utama dari pada generasi yang tidak melihatnya, walaupun mereka bertemu Allah dengan membawa seluruh amalannya. Mereka yang telah bersahabat dengan Nabi shalallahu’alaihi wasallam telah melihat dan mendengar beliau lebih utama-karena persahabatan mereka—dari kalangan tabi’in walaupun mereka (Tabi’in) telah beramal dengan semua amal kebaikan.30

15. Mendengar dan Patuh Kepada Penguasa dan Amirul Mukminin
والسمع والطاعة للأئمة وأمير المؤمنين البر والفاجر ، ومن ولي الخلافة فاجتمع الناس عليه ورضوا به . ومن غلبهم بالسيف حتى صار خليفة وسمي أمير المؤمنين
Mendengar dan patuh kepada penguasa dan amirul mukminin yang berperangai baik ataupun yang fajir, dan wajib pula patuh kepada orang yang menjabat kekhalifahan/kepemimpinan negara dengan sebab manusia telah berkumpul (Bai’at) kepadanya dan mereka ridha kepada khalifah tersebut, dan juga patuh kepada orang yang mengkudeta (memberontak) kekhalifahan dengan pedang (senjata) sehingga dengan pemberontakan tersebut dia berhasil menjadi (pengganti) khalifah dan jika demikian maka dia dinamakan amirul mukminin (yang baru).31

16. Perang dan Jihad Terus Berlangsung Bersama Penguasa Sampai Hari Kiamat
والغزو ماض مع الأمراء إلى يوم القيامة البر والفاجر لا يترك
Syariat jihad akan terus berlangsung dikobarkan bersama penguasa hingga hari kiamat-baik dengan penguasa yang baik ataupun yang fajir –tidak boleh ditinggalkan.32

17. Pembagian Fai dan Menegakkan Had
وقسمة الفيء وإقامة الحدود إلى الأئمة ماض ليس لأحد أن يطعن عليهم ولا ينازعهم
Pembagian harta fai (harta rampasan yang diambil tanpa melalui peperangan terlebih dahulu) dan pelaksanaan hukum-hukum had dilakukan oleh penguasa, hal ini akan terus berlangsung dan tidak boleh seorangpun mencela keputusan penguasa dalam hal ini dan tidak boleh pula membantahnya.33

18. Penyaluran Zakat
ودفع الصدقات إليهم جائزة ونافذة ، من دفعها إليهم أجزأت عنه برا كان أو فاجرا
Memberikan zakat (shadaqah) kepada penguasa dibolehkan dan sah, barangsiapa yang memberikannya kepada mereka maka zakatnya sudah tertunaikan dan sah, penguasanya orang yang baik ataupun orang yang fajir.34

19. Shalat Jum’at
وصلاة الجمعة خلفه وخلف من ولى جائزة تامة ركعتين ، من أعادهما فهو مبتدع ، تارك للآثار ، مخالف للسنة ، ليس له من فضل الجمعة شيء إذا لم ير الصلاة خلف الأئمة من كانوا برهم وفاجرهم ، فالسنة أن تصلي معهم ركعتين ، من أعادهما فهو مبتدع ، وتدين بأنها تامة ، ولا يكن في صدرك من ذلك شك
Penunaian shalat jum’at yang diimami penguasa atau yang diimami seorang (imam mesjid) yang ditunjuk oleh penguasa, shalatnya sah dan sempurna dilakuukan dua rakaat. Barangsiapa yang mengulang shalatnya maka dia adalah seorang ahlul bid’ah yang meninggalkan atsar35 dan menyelisihi Sunnah. Dia tidak mendapatkan keutamaan shalat jum’at sedikitpun jika tidk berkeyakinan bolehnya shalat bermakmum kepada penguasa, baik itu penguasa yang baik ataupun penguasa yang zhalim. As Sunnah mengajarkan untuk shalat bersama mereka dua rakaat, barangsipa mengulang shalat jumatnya maka dia adalah ahlul bidah, kita beragama dan meyakini bahwa shalat jumat tersebut sempurna dan jangan sampai ada ganjalan suatu perasaan apapun di dalam dadamu tentang masalah tersebut.36

20. Barangsiapa yang Memberontak kepada Penguasa maka dia Mati dalam Keadaan Jahiliyah
ومن خرج على إمام المسلمين وقد كان الناس اجتمعوا عليه وأقروا له بالخلافة بأي وجه كان بالرضا أو بالغلبة فقد شق هذا الخارج عصا المسلمين ، وخالف الآثار عن رسول الله صلى الله عليه وسلم ، فإن مات الخارج عليه مات ميتة جاهلية
Barangsiapa yang memberontak kepada penguasa kaum muslimin setelah mereka berkumpul dan sepakat mengakuinya sebagai khalifah/pemimpin negara, walau dengan cara apapun walau dengan perasaan ridha maupun terpaksa, maka pemberontak itu telah memecahkan persatuan kaum muslimin dan menyelisihi atsar dari Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam, kalau dia mati, maka dia mati dalam keadaan memberontak maka dia mati dalam keadaan jahiliyah.37

21. Tidak Halal Memerangi Sulthan/Penguasa dan Memberontak kepada Mereka
ولا يحل قتال السلطان ولا الخروج عليه لأحد من الناس ، فمن فعل ذلك فهو مبتدع على غير السنة والطريق
Tidak dihalalkan atas seorangpun memerangi sulthan atau memberontaknya. Barangsiapa yang melakukannya maka dia adalah mubtadi’ (Ahlul bid’ah), sudah tidak di atas Sunnah dan di jalan yang lurus.38

22. Memerangi Para Pencuri dan Khawarij Diperbolehkan
وقتال اللصوص والخوارج جائز إذا عرضوا للرجل في نفسه وماله ، فله أن يقاتل عن نفسه وماله ويدفع عنها بكل ما يقدر عليه . وليس له إذا فارقوه أو تركوه أن يطلبهم ولا يتبع آثارهم ، ليس لأحد إلا للإمام أو ولاة المسلمين ، إنما له أن يدفع عن نفسه في مقامه ذلك ، وينوي بجهده أن لا يقتل أحدا ، فإن أتى عليه في دفعه عن نفسه في المعركة فأبعد الله المقتول ، وإن قتل هذا في تلك الحال وهو يدفع عن نفسه وماله رجوت له الشهادة ، كما جاء في الأحاديث وجميع الآثار في هذا إنما ، أمر بقتاله ولم يؤمر بقتله ولا اتباعه ، ولا يجهز عليه إن صرع أو كان جريحا ، وإن أخذه أسيرا فليس له أن يقتله ولا يقيم عليه الحد ، ولكن يرفع أمره إلى من ولاه الله فيحكم فيه
Memerangi para pencuri dan khawarij diperbolehkan jika mereka mengancam jiwa dan harta seseorang. Seseorang dibolehkan untuk melawannya dalam rangka membela diri terhadap jiwa dan hartanya sebatas kemampuannya,39 tapi dia tidak boleh mencari atau mengejar mereka kalau mereka kabur memisahkan diri atau meninggalkannya, tidak boleh seorangpun mengejarnya kecuali yang mengejarnya penguasa atau pemerintah muslimin. Perbuatan yang boleh dlkukannya hanyalah membela dirinya di tempat kejadian, dan tidak berniat untuk membunuh, tetapi kalau pencuri (khawarij) tersebut mati** di tangannya ketika ia membela diri maka Allah akan menjauhkan orang yang terbunuh, dan kalau dia (yang membela diri) yang terbunuh dalam keadaan membela diri dan hartanya, aku (imam Ahmad) mengharapkan dia mati syahid.
Hal tersebut sebagaimana dalam hadits-hadits, seluruh atsar dalam masalah ini (1/5) hanya menyuruh untuk memeranginya dan tidak memerintahkan untuk membunuh atau mengintainya, tidak diperbolehkan*** membunuhnya kalau dia sudah tesungkur atau terluka, kalau ingin menjadikannya sebagai tawanan maka tidak boleh juga dibunuh, dan jangan dihukum had olehnya sendiri, akan tetapi hendaknya urusan tersebut diserahkan kepada orang yang telah Allah tunjuk sebagai penguasa (Qodhi) untuk menghukumnya.

23. Kita Tidak Boleh Mempersaksikan Seorang Ahlul Kiblat dengan Amalan yang dia Lakukan dengan Kepastian Masuk Surga atau Neraka
ولا يشهد على أهل القبلة بعمل يعمله بجنة ولا نار يرجو للصالح ، ويخاف عليه ، ويخاف على المسيء المذنب ، ويرجو له رحمة الله
Kami tidak mempersaksikan (memastikan) seorang ahlu qiblah dengan amalannya akan masuk surga atau neraka. Kami mengharapkan orang yang shalih (untuk masuk surga-pent.), dan kami juga mengkhawatirkan serta menakutkan orang yang berbuat jelek dan dosa (untuk masuk neraka,pent.) dan kami mengharapkan rahmat Allah untuknya.

24. Ampunan Allah bagi yang Mau Bertaubat
ومن لقي الله بذنب يجب له به النار تائبا غير مصر عليه ؛ فإن الله عز وجل يتوب عليه ويقبل التوبة عن عباده ويعفو عن السيئات
Barangsiapa yang bertemu dengan Allah dengan membawa dosa yang bisa memasukkannya dalam neraka-tapi dia taubat tidak terus menerus melakukan dosanya-maka sesungguhnya Allah menerima taubat hambaNya serta memaafkan kejelekannya.

25. Barangsiapa yang Bertemu dengan Allah dan Telah Ditegakkan Atasnya Had maka Hukuman Tersebut adalah sebagai Penghapus Dosanya
ومن لقيه وقد أقيم عليه حد ذلك الذنب في الدنيا فهو كفارته كما جاء الخبر عن رسول الله صلى الله عليه وسلم
Barangsiapa yang bertemu dengan Allah dalam keadaan telah ditegakkan atasnya hukum had didunia maka itulah penghapus dosa baginya, sebagaimana telah ada khabar dari Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam.

26. Barangsiapa yang Bertemu dengan Allah dalam Keadaan Tidak Bertaubat dari dosanya maka Urusannya Menurut Kehendak Allah
ومن لقيه مصرا غير تائب من الذنوب التي قد استوجب بها العقوبة ، فأمره إلى الله عز وجل ، إن شاء عذبه ، وإن شاء غفر له
Barangsiapa yang bertemu dengan Allah dalam keadaan terus menerus melakukan dosa, dan tidak bertaubat dari dosa-dosa yang mengharuskan ia dihukum oleh Allah, maka urusannya dikembalikan kepada Allah, kalau Allah menghendaki Dia akan mengadzab orang tersebut dan jika tidak Allah akan mengampuninya.

27. Barangsiapa yang Bertemu dengan Allah dalam keadaan Kafir, akan Diadzab olehNya dan Tidak Akan Diampuni
ومن لقيه كافرا عذبه ولم يغفر له
Barangsiapa yang bertemu dengan Allah-dalam keadaan kafir-Allah akan mengadzabnya dan tidak ada ampunan baginya.

28. Rajam Haq atas Orang yang Berzina (dan Telah Menikah)
والرجم حق على من زنا وقد أحصن إذا اعترف أو قامت عليه بينة ، وقد رجم رسول الله صلى الله عليه وسلم ، وقد رجمت الأئمة الراشدون
Rajam itu adalah haq(wajib)atas orang yang berzina dan telah menikah, jika dia mengaku atau telah ada bukti yang kuat, Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam telah merajam, demikian pula khulafaur rasyidin.

29. Hukum atas Orang yang Menghina Salah Seorang dari Shahabat Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam
ومن انتقص أحدا من أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم أو أبغضه لحدث كان منه أو ذكر مساوئه كان مبتدعا حتى يترحم عليهم جميعا ، ويكون قلبه لهم سليما
Barangsiapa yang menghina seorang saja dari shahabat Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam atau membencinya karena dosa, atau menyebutkan kejelekan-kejelekannya maka dia adalah ahlul bid’ah sampai dia bertarahum (mendoakan semoga Allah merahmati) kepada mereka semua dan hatinyapun selamat dari perasaan jelek kepada mereka.

30. Nifaq adalah Kufur
والنفاق هو الكفر ، أن يكفر بالله ويعبد غيره ، ويظهر الإسلام في العلانية مثل المنافقين الذين كانوا على عهد رسول الله صلى الله عليه وسلم
Nifaq adalah kufur, kufur kepada Allah dan menyembah selainnya. Serta menampakkan Islam dalam dhahirnya, seperti orang-orang munafiq pada zaman Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam.

31. Tiga Perangai Jika Ada pada Seseorang Berarti Dia Munafiq
. وهذه الأحاديث التي جاءت : « ثلاث من كن فيه فهو منافق » هذا على التغليظ ، نرويها كما جاءت ولا نفسرها . وقوله : « لا ترجعوا بعدي كفارا ضلالا يضرب بعضكم رقاب بعض » ، ومثل : « إذا التقى المسلمان بسيفيهما فالقاتل والمقتول في النار » ، ومثل : « سباب المسلم فسوق وقتاله كفر » ، ومثل : « من قال لأخيه : يا كافر فقد باء بها أحدهما » ، ومثل : « كفر بالله تبرؤ من نسب ، وإن دق » . ونحوه من الأحاديث مما قد صح وحفظ فإنا نسلم له وإن لم يعلم تفسيرها ، ولا يتكلم فيه ولا يجادل فيه ولا تفسر هذه الأحاديث إلا بمثل ما جاءت ، ولا نردها إلا بأحق منها

“Tiga perkara barangsiapa yang tiga perkara ini ada padanya berarti dia munafik”
Dengan keras (mengancam), kita riwayatkan sebagaimana datangnya tidak kita kias-kiaskan. Dan sabdanya:
“Janganlah kalian kembali menjadi kafir jika akau telah wafat, sebagian kalian membunuh sebagian yang lainnya”,
dan seperti:
“Jika dua orang muslim berkelahi dengan membawa pedang mereka, maka yang membunuh dan yang dibunuh masuk neraka”, dan seperti:
“Mencerca muslim adalah fasiq dan membunuhnya adalah suatu kekufuran”,
dan seperti:
“Barangsiapa yang mengatakan kepada saudaranya “ya kafir” maka sifat tersebut akan kembali(mengenai) salah seorang diantara keduanya”,
dan seperti:
“Kufur pada Allah melepaskan ****nasab walaupun sedikit”.
Dan seperti hadits-hadits ini yang shahih dan dihafal, kita harus menerimanya walau tidak tahu tafsirnya (1/6) kita tidak mempermasalahkan dan tidak pula memperdebatkannya, dan tidak kita tafsirkan kecuali dengan hadits yang lebih shahih dari itu.

32. Surga dan Neraka sudah Diciptakan Allah
والجنة والنار مخلوقتان ، قد خلقتا كما جاء عن رسول الله صلى الله عليه وسلم : « دخلت الجنة فرأيت قصرا ، ورأيت الكوثر ، واطلعت في الجنة فرأيت لأهلها كذا ، واطلعت في النار فرأيت كذا ، ورأيت كذا » فمن زعم أنهما لم تخلقا فهو مكذب بالقرآن وأحاديث رسول الله صلى الله عليه وسلم ، ولا أحسبه يؤمن بالجنة والنار
Surga dan neraka sudah diciptakan (sudah ada) sebagaimana dalam hadits Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam bersabda:
“Aku masuk ke surga akupun melihat istana disana, aku juga melihat alkautsar”dan”Aku lihat ke surga akupun bisa melihat bahwa kebanyakan penduduk surga adalah ini, dan aku lihat neraka dan aka lihat kebanyakan penghuninya adalah ini (wanita-pent.), barangsiapa yang menyangka keduanya belum ada saat ini berarti dia telah mendustakan Al Qur’an dan aku tidak mengira (menganggap) orang ini beriman atas adanya surga dan neraka”.

33. Barangsiapa yang Mati dari Ahlil Qiblat dalam Keadaan Bertauhid maka harus dishalati

ومن مات من أهل القبلة موحدا يصلى عليه ويستغفر له ، ولا تترك الصلاة عليه لذنب أذنبه صغيرا كان أو كبيرا ، وأمره إلى الله عز وجل
Barangsiapa yang mati dari ahlul kiblat(muslim) dalam keadaan muwahhid (bertauhid), dishalati jenazahnya dan dimintakan ampun untuknya, jangan sampai tidak dimintakan ampun dan jangan pula jenazahnya dibiarkan (tidak dishalati) hanya karena disebabkan melakukan dosa—baik dosa yang kecil ataupun besar- dan urusannya diserahkan kepada Allah Ta’ala.

INILAH DAKWAH DAN AQIDAH KAMI

Syaikh Muqbil bin Hadi Al Wadi’iy

Amma Ba’du:
Karena banyaknya aqidah yang berbeda-beda. Dan tersebarnya dakwah yang beragam, keadaan pelakunya seperti yang Allah gambarkan:

”…….setiap kelompok berbangga dengan apa yang ada pada mereka”.
Keadaan mereka seperti dikatakan dalam syair:

Semuanya mengaku sebagai kekasih Laila
Padahal laila tidak mengakui mereka sebagai kekasihnya

Semua Da’i engkau dapati mengklaim dirinya diatas shirathal mustaqim. Fira’un yang berkata (dengan kekufuran-pent):

Artinya: “Aku Rabb kalian yang paling tinggi” berkata kepada kaumnya: “Tidaklah aku membimbing kalian kalian kecuali apa yang aku tahu dan tidaklah aku membimbing kalian kecuali ke jalan petunjuk”
Dia berkata tentang nabiyallah Musa:

”Biarkan aku membunuh Musa hingga dia memanggil Rabbnya aku takut dia akan mengganti agama kalian atau akan menimbulkan kerusakan di bumi”
Dia dan kaumnya berkata tentang Musa dan Harun:

”Keduanya adalah tukang sihir ingin mengeluarkan kalian dari negeri kalian dengan sihir keduanya dan menghilangkan jalan kalian yang lusus”
Allah berfirman tentang pengakuan orang munafiqin:

Artinya: “Jika dikatakan kepada mereka janganlah berbuat kerusakan di bumi, mereka berkata kami hanyalah membuat kebaikan” Maka Allah berfirman:

Artinya: ”Ketahuilah sesungguhnya mereka berbuat kerusakan tapi tidak merasa. Jika dikatakan kepada mereka berimanlah kalian sebagaimana manusia, mereka berkata: ”apakah kami harus beriman sebagaimana orang-orang bodoh ketahuilah merekalah yang bodoh akan tetapi mereka tidak tahu”
Untukmu contoh:
Kelompok sesat yang telah lepas dari Islam yaitu isma’iliyah di Nejran. Far’a, Athfin, Ihsa, Qatif, Bahrain dan Madinah yang disebut juga nakhowilah, dan di Hiraz, ‘Iras, Naqom, Shon’a, dan India syaikh-syaikh mereka dinamakan almakarimah, padahal mereka bukanlah orang mulia.
Almakarimah nisbah ke aliran batiniyah yang menyimpang serta menentang Allah dan rasul-Nya, pendahulu mereka telah membunuh jamaah haji dan mencabut hajar aswad. Mereka menahannya beberapa saat kemudian mengambalikan pecahannya.
Almakarimah bukanlah dari kalangan muslimin.bahkan mereka lebih membahayakan Islam daripada yahudi dan nashrani, namun mereka menyebarkan dakwah-dakwah mereka dengan kitab dan lainnya berupa tipuan harta. Sampai-sampai di Najran mereka memberikan santunan kepada orang-orang Yaman yang lemah jiwanya, menyerunya untuk bergabung dengan Saudi padahal hakikatnya mereka tidak sedang menyeru untuk bergabung dengan Saudi akan tetapi bergabung dengan madzhab ismaili qaramithi batiniy, mereka tidak senang kepada Saudi dan tidak akan pernah senang kepada seorangpun yang tidak diatas madzhab mereka yang batil.
Aku ucapkan ini di atas pengetahuan dan pengalamanku, karena aku tinggal di sana selama dua tahun.
Pernah pada satu malam aku berkunjung ke rumah salah seorang penduduk Nejren aku dapati satu diantara kitab-kitab mereka kemudian aku membacanya ternyata di situ ada kesesatan yang sangat jelas:

Artinya: “Allah memerintahkan kalian untuk membunuh seekor sapi” (Al Baqarah:67) mereka berkata: yakni Aisyah!
Padahal setiap muslim yang membaca al Qur’an akan tahu bahwa ayat ini tentang Musa dan kaumnya.
Al Jibt dan Thaghut: adalah Abu bakar dan Umar. Padahal amalan dan sikap mereka yang diberkahi dalam islam di zaman nabi dan zaman setelahnya telah maklum bagi setiap muslim. Dan bahwa keduanya adalah ahli surga sebagaimana telah ada dalam banyak hadits.
Mereka mengklaim dengan menyatakan kepada pengikutnya “cinta kepada ahlul bait”, alangkah banyaknya musibah yang masuk ke dalam Islam dengan sebab pengakuan cinta kepada ahlul bait nabi –rahimahumullah-.
Karena sebab kedustaan-kedustaan, kebatilan, pengakuan dusta dan karena banyak kebodohan yang terdapat pada muslimin tentang agama mereka sehingga jadilah mayoritas dari mereka mereka bingung, sebagaimana mereka kabarkan kepada kami.
Dan karena propaganda yang terlaknat dari komunis, Ba’tsi, Rafidhah dan Shufiyah yang membuat lari kaum muslimin dari da’i ke jalan Allah, aku berniat mengumpulkan sekelumit dakwah ahlus sunnah di Yaman: Aku katakakan-wabillahi taufiq-:

Inilah Dakwah dan Aqidah kami

Kami beriman kepada Allah, kepada nama-nama dan sifat-sifat-Nya, sebagaimana dalam kitabullah dan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tanpa tahrif (merubah), tanpa ta’wil (menyelewengkan makna), tanpa tamtsil (menyerupakan), tanpa tasybih (menyamakan) ataupun ta’thil (menolak).
01. Kami yakin berdoa kepada orang mati dan minta tolong kepada mereka juga kepada orang yang masih hidup dalam perkara yang tidak mampu melakukannya selain Allah adalah perbuatan syirik kepada Allah, demikian pula keyakinan bahwa haruz dan jimat-jimat bisa memberikan manfaat selain Allah adalah syirik dan jika ada yang memakainya tanpa keyakinan sesuatu apapun maka hukumnya adalah khurafat
02. Kita mengambil apa yang tampak dari nash al Qur’an dan as Sunnah, kita tidak mentakwilnya kecuali dengan dalil dari Al Qur’an dan As sunnah yang mengharuskan takwil
03. Kita beriman bahwa kaum mukminin kelak akan melihat Allah di akhirat tanpa bertanya “bagaimananya”. Kita beriman kepada syafa’at dan keluarnya orang-orang yang bertauhid dari neraka
04. Kami mencintai para shahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan membenci orang yang membicarakan kejelekan mereka. Kami meyakini bahwa mencela mereka adalah sama dengan mencela agama karena merekalah pembawa agama ini kepada kita. Kitapun mencintai ahli bait rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dengan kecintaan yang syar’I
05. Kami mencintai ahlul hadits dan semua salaful ummah dari kalangan ahlussunnah
06. Kami membenci ilmu kalam, dan kami berpendapat ilmu kalam adalah sebab terbesar yang dapat memecah belah umat
07. Kami tidak menerima kitab fiqih, tafsir, dan tidak juga menerima dari kisah terdahulu serta sirah nabi kecuali yang telah ditetapkan oleh Allah dan rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam. Namun bukanlah berarti kami membuangnya atau merasa tidak butuh kepadanya bahkan kita mengambil faidah dari istinbath (metode pendalilan) para ulama kita yang faqih. Akan tetapi tidak kita terima kecuali dengan dalil.
08. Kita tidak menulis dalam kitab-kitab kita, dan tidak menyampaikan di pelajaran-pelajaran kita, juga tidaklah berkhutbah kecuali dengan al Qur’an dan al Hadits yang bisa dijadikan hujjah (dalil). Kita membenci apa yang muncul dari sebagian penulis dan pemberi nasehat karena membawakan kisah-kisah batil dan hadits-hadits dhaif (lemah) dan maudhu (palsu)
09. Kami tidak mengkafirkan seorang muslim dengan satu dosa kecuali dosa syirik kepada Allah, atau meninggalkan shalat atau murtad. Mudah-mudahan Allah melindungi kita darinya
10. Kami beriman bahwa al Qur’an adalah kalamullah (ucapan Allah) dan bukan makhluk
11. Kami berpendapat wajibnya tolong menolong dalam kebenaran dengan kaum muslimin manapun dan kita berlepas diri kepada Allah dari dakwah-dakwah jahiliyah
12. Kami tidak berpendapat bolehnya memberontak kepada pemerintah muslim. Dan kamipun tidak berpendapat kudeta adalah sebab kebaikan, bahkan kami berpendapat penggulingan kekuasaan dengan kudeta adalah merusak masyarakat. Adapun pemerintah negeri ‘Adn kami berpendapat wajibnya memerangi mereka hingga mereka bertaubat dari ilhad (faham ateis) dan dari komunis sosialis dan juga bertaubat dari mengajak orang untuk menyembah Lenin dan Karl Mark, serta tokoh-tokoh orang kafir lainnya.
13. Kami berpendapat bahwa banyaknya kelompok-kelompok di masa sekarang ini adalah sebab perpecahan dan lemahnya kaum muslimin
14. Kami berpendapat bahwa dakwahnya Ikhwanul Muslimin tidak akan mampu dan tidak layak untuk memperbaiki masyarakat, karena telah menjadi dakwah politik dan bukan dakwah ruhiyah, juga telah menjadi dakwah bid’ah karena menyeru berbai’at kepada orang yang majhul (tidak jelas), mereka juga telah menjadi dakwah fitnah karena dibangun di atas kejahilan dan berjalan di atas kebodohan. Kami nasehatkan kepada sebagian ikhwan yang mulia yang menjadi pengurus di sana agar melepaskan diri darinya supaya tidak menyia-nyiakan waktu mereka dalam satu perkara yang tidak bermanfaat bagi islam maupun muslimin. Hendaknya keinginan yang terbesar bagi seorang muslim adalah Allah menolong Islam dan kaum muslimin.
15. Adapun kelompok Jamaah Tabligh, inilah untukmu tulisan saudara yang mulia Muhammad bin Abdul Wahab al Washabi. Beliau berkata-hafidhahullah:
1. Mereka beramal dengan hadits-hadits dha’if (lemah) bahkan maudhu’ (palsu) dan laa aslalahu (tidak ada asalnya)
2. Pada mereka terdapat banyak kebid’ahan
3.
16. Kita memahami al Qur’an dan as Sunnah dengan pemahaman salafus shalih dari kalangan ahlul hadits, tidak taklid (fanatik buta) kepada seorangpun diantara mereka. Bahkan kita akan mengambil al haq (kebenaran) dari orang yang membawanya. Kita tahu di sana banyak orang yang mengaku salafiyah padahal salafiyah berlepas diri darinya. Karena telah menyeret umat untuk menghalalkan apa yang Allah haramkan seperti teman-temannya Abdurahman Abdulkhalik dan Muhammad Surur”
17. Kita meyakini bahwasanya politik bagian dari agama. Orang yang berusaha memisahkan agama dari politik berarti sedang berusaha menghancurkan agama dan menyebarkan kekacauan. Demikian juga apa yang didengung-dengungkan di sebagian negeri islam “Agama milik Allah dan negara milik rakyat” ini adalah seruan jahiliyah, bahkan semuanya adalah milik Allah
18. Kita meyakini bahwasanya tidak ada kemuliaan dan pertolongan bagi kaum muslimin hingga mereka kembali kepada kitab Allah dan sunnah rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
19. Kita membenci kelompok-kelompok sesat yang ada sekarang ini: Komunis, B’atsiah, Nashiriyah, Sosialis dan Rafidah yang telah lepas dari agama islam. Kita berpendapat bahwa manusia terbagi menjadi dua hizb: Hizburrahman yaitu yang memenuhi rukun islam, rukun iman, tidak menentang sedikitpun dari syariat Allah. Hizbusysyaithan yaitu yang memerangi syariat Allah
20. Kita mengingkari orang-orang yang membagi agama menjadi kulit dan inti, dan kita meyakini bahwa ini adalah dakwah yang menghancurkan
21. Kita mengingkari orang yang zuhud (merasa tidak butuh) terhadap ilmu sunnah dan berkata: “sekarang bukan waktunya belajar sunnah”, demikian pula orang yang zuhud (merasa tidak perlu banyak) dalam mengamalkan sunnah shallallahu ‘alaihi wasallam
22. Kita berpendapat mendahulukan yang paling penting kemudian yang penting. Wajib atas kaum muslimin mementingkan perbaikan aqidah, kemudian menghabisi Komunis dan kelompok Batsiah, dan hal itu tak akan terwujud kecuali dengan bersatu berpegang dengan al Qur’an dan as Sunnah
23. Kita berpendapat kelompok yang mengumpulkan Rafidhah, Syiah, Shufi dan Sunni tidak akan bisa menghadapi musuh, karena menghadapi musuh tak akan bisa kecuali dengan persaudaraan yang jujur dan kesatuan aqidah.
24. Kita mengingkari orang yang sombong dan mencap da’i ke jalan Allah dengan “Wahabi penjilat”, kita tahu tujuan mereka yang busuk yaitu menginginkan adanya pemisah antara orang awam dengan para ulama
25. Dakwah dan aqidah kami lebih kami cintai dibandingkan diri, harta dan anak-anak kami sendiri, kita tidak akan mau menjualnya dengan emas ataupun perak. Kita katakan ini agar tidak ada dalam dakwah ini orang yang mengharapkan dunia dan menyangka bisa membuat kami condong dengan dirham dan dinar. Orang yang tahu politik tahu keadaan kami ini. Oleh karena itu mereka putus asa memberikan harapan kepada kami dengan jabatan ataupun harta.
26. Pemerintah kita cintai sekadar kebaikan yang ada pada mereka, kita membenci mereka sekadar kejelekan yang ada pada mereka. Kita tidak membolehkan untuk memberontak kepada mereka kecuali jika terlihat kekufuran yang jelas dan kita punya bukti di sisi Allah, tapi ini dilakukan dengan syarat jika kita punya kemampuan dan tidak terjadi kontak senjata di antara dua kelompok muslimin karena pemerintah menggambarkan pemberontak sebagai perusak dan penghancur serta syarat-syarat lainnya bisa dirujuk dalam kitab-kitab kami lainnya.
27. Kita menerima bimbingan dan nasehat dari orang yang membimbing kita dan kita tahu bahwa kita adalah thalabul ilmi (penuntut ilmu) yang kadang benar dan kadang salah juga yang kadang tahu dan kadang tidak tahu
28. Kita cinta kepada ulama ahlus sunnah jaman ini dan ingin mengambil faidah dari mereka kita menyayangkan kejumudan kebanyakan mereka
29. Kita tidak menerima fatwa kecuali dengan dalil dari al Qur’an dan as Sunnah rasulullah yang shahih
30. Kita mengingkari para tokoh yang mengemban tanggung jawab dan yang lainnya yang mengunjungi kuburan Lenin dan tokoh sesat lainnya untuk mengagungkan mereka
31. Kita mengingkari pemerintah muslimin yang bersekutu dengan musuh islam apakah Amerika ataukan Komunis
32. Dakwah-dakwah jahiliyah seperti Kaumiyah dan Arubah kita ingkari, kita menilainya sebagai dakwah jahiliyah dan penyebab diantara kemunduran kaum muslimin.
33. Kita menunggu munculnya mujaddid dimana dengan sebab ini Allah memperbaharui (memurnikan kembali) agama ini, berdasarkan hadits riwayat Abu Daud dalam sunannya dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu: “Sesungguhnya Allah mengutus pada umat ini setiap seratus tahun orang yang menjadi pembaharu agama mereka” kita berharap kabangkitan islam dipersiapkan untuknya
34. Kami yakin sesatnya orang-orang yang mengingkari hadits tentang Imam Mahdi dan Dajjal serta turunnya Isa bin Maryam. Kita tidak maksudkan Imam Mahdi di sini dari kalangan kaum Rafidhah akan tetapi seorang imam dari kalangan ahlul bait rasulullah dan ahlussunnah yang akan memenuhi bumi dengan penuh keadilan dan kesejahteraan, sebagaimana sebelumnya dipenuhi dengan kezhaliman dan kelaliman. Kita katakan Imam Mahdi adalah ahlussunnah (dan bukan Rafidhah), karena mencela para shahabat yang mulia bukanlah keadilan
35. Inilah sekelumit dakwah dan aqidah kami, penyebutannya dengan dalil-dalil akan memperpanjang kitab, kebanyakan dalilnya telah aku sebutkan dalam kitab: “Al Makhraj Minal Fitnah” barangsiapa yang mempunyai bantahan terhadap tulisan ini kami siap menerima nasehat jika benar, berdiskusi dengannya jika dia salah, berpaling darinya kalau dia penentang. Wallahu a’lam.
Dan perlu diketahui tulisan ini belum mencakup semua tentang dakwah dan aqidah kami. Karena dakwah dan aqidah kami dari al Qur’an dan as Sunnah kepada al Qur’an dan as Sunnah demikian pula dalam masalah aqidah. Hasbunallahu wanikmal wakil walaa haula wala quwata illa billah.

SIAPA YANG BERINFAQ UNTUK DAKWAH YANG TELAH KE SELURUH PELOSOK

Alangkah samanya malam dan siang: ”Merekalah yang berkata janganlah kalian berinfaq kepada orang-orang di sekitar rasulullah sampai mereka bubar, milik Allahlah kekayaan di langit dan di bumi, akan tetapi orang-orang munafiq tidak memahaminya. Mereka berkata jika kita kembali niscaya orang-orang yang mulia akan mengeluarkan orang-orang yang hina, milik Allahlah kemuliaan dan rasulNya akan tetapi orang-orang munafiq tak mengetahuinya”

Dakwah telah dimulai dan musuh-musuh sunnah ingin menghancurkannya di dalam rumahnya akan tetapi Allah membelanya Alhamdulillah. Kemudian Allah melembutkan hati kabilah wada’ah-jazahumullah khairan- mereka membela dakwah kemudian Allah memberikan taufiq kepada orang-orang baik untuk membantu dakwah dengan sedikit harta.
Ketika para musuh sunnah melihat dakwah telah menyebar maka kambuhlah penyakit gila mereka, kadang mereka berkata: Mereka adalah agen Wahabi, darimana harta mereka? mereka menganggap aneh kejadian ini, karena mereka tidak beriman dengan firman Allah : ”Betapa banyak makhluk melata yang tidak membawa rizkinya tapi Allahlah yang memberi rizki kepada mereka dan kalian” dan firman-Nya:”Tidaklah ada makhluk melata di atas bumi kecuali atas Allah rizkinya”
Mereka tidak tahu bahwa para penuntut ilmu telah memantapkan jiwa mereka untuk sabar dalam kelaparan, lusuh dan tak punya baju di jalan Allah, untuk meninggikan kalimatullah. Rasa lapar dan rasa capai lainnya akan hilang ketika penuntut ilmu mendapatkan apa yang Allah persiapkan di akhirat. para salafush shalih kita telah sabar dalam menghadapi yang lebih dahsyat dari ini sebagaimana diketahui dalam sirah perjalanan hidup mereka.
Sungguh apa yang Allah berikan berupa faidah kepada para penuntut ilmu di waktu yang singkat. Betapa banyak saudara kita tinggal bersama kita satu tahun setengah atau dua tahun tapi pengetahuannya menyamai orang-orang kuliah. Ini adalah barakah dari Allah karena ikhlasnya niat sang pelajar dan gurunya. Yang belajarnya belajar karena Allah dan yang mengajarnya mengajar karena Allah juga. Sehingga Allah memberikan barakah dalam pemahaman, hapalan dan waktu. Berbeda dengan pengejar dunia, pengajar mengajar karena gaji dan yang belajarnya belajar karena ijazah. Alangkah bagus orang yang berkata:

Wahai orang yang baik ucapan
Mereka melatakkanmu di belenggu
Tidaklah sama pengajar yang ikhlas
Dan anak kecil yang tidak peduli
Ini untuk mendapat ijazah
Yang itu untuk mendapat harta

Bahkan yang lebih jelek dari itu adalah dakwah dijadikan sebagai sumber rizki di sisi kebanyakan orang, betapa banyak orang yang menampakkan diri berdakwah ke jalan Allah dan mengumpulkan harta dari manusia kemudian membeli dengannya tanah, mobil untuk kemaslahatan dirinya saja, ini adalah merusak agama dan dakwah ke jalan Allah.
Kita tidak mengatakan semua da’i demikian, diantara mereka ada yang cemburu terhadap islam. Sabar dalam menghadapi kefaqiran dan gangguan di jalan Allah. Akan senantiasa ada satu kelompok dari umat Muhammad menang di atas al haq tidak membahayakan mereka orang yang menyelisihi dan menghinakan mereka sampai datang urusan Allah dan mereka dalam keadaan demikian. Sebagaimana dikabarkan oleh ash shadiqul masduq.

Musuh-musuh Dakwah

Sungguh dakwah telah memenuhi ufuk dalam tempo enam tahun, kebaikannya telah sampai ke ujung dunia, sehingga fatwa-fatwa sampai kepada para da’i di semua negeri islamlamiyah dan berdatangannya para thalibul ilmi serta (yang belum datang) ada yang berangan-angan datang ke yaman.
Dakwah telah sampai pada tingkatan lebih tinggi dari apa yang aku ceritakan kepadamu. Sehingga kaum muslimin mencari-cari kabarnya dan menunggu kabaikan yang banyak darinya, kebaikan dan barakah datangnya dari Allah.
Dakwah tidak ada bagi orang yang melaksanakannya keinginan kursi jabatan, kekuasaan ataupun kepemimpinan. Mereka tahu bahwa ilmu lebih tinggi dari itu semua. Sebagaimana Allah berfirman: ”Allah mengangkat derajat orang beriman diantara kalian dan orang yang diberi ilmu beberapa derajat” mereka berpendapat dakwah ke jalan Allah lebih tinggi dari kekuasaan sebagaimana firman Allah: ”siapa yang paling baik ucapannya dibanding orang yang berdakwah ke jalan Allah dan beramal shalih dan berkata sesungguhnya aku termasuk muslimin”
Tidak mengherankan jika dakwah yang telah sampai seperti ini musuhnya lebih banyak dari kerikil, aku akan meringkasnya untukmu agar engkau tambah yakin bahwa dakwah ini di atas haq karena musuh-musuh islam tidak akan mengingkari kecuali al haq dan tidak akan takut kecuali dari al haq.
Bacalah bagaimana pengingkaran musuh-musuh rasulullah, Allah berfirman dalam Al Qur’an: “Berkata orang-orang kafir kepada rasul-rasul mereka, kami akan keluarkan kalian dari negeri kami atau kalian kembali kepada agama kami. Maka Rabb mereka mewahyukan sungguh kami akan membinasakan orang-orang zhalim. Dan akan kami tempatkan kalian di bumi setelah mereka. Hal itu bagi orang-orang yang takut akan kedudukan-Ku dan takut akan ancaman” Allah berfirman: “Berkata orang –orang sombong dari kaumnya sungguh akan kami keluarkan engkau wahai syua’ib dan orang beriman bersamamu dari negeri kami atau kalian kembali kepada agama kami. Maka dia berkata: apakah walaupun kami tidak mau” Allah berfirman tentang nabi Allah luth: ”Dan Luth ketika ia berkata kepada kaumnya: Apakah kalian melakukan perbuatan nista tidak ada yang mendahului kalian melakukannya seorangpun dari alam ini. Kalian menunaikan syahwat kepada laki-laki tidak kepada wanita bahkan kalian adalah orang yang melampaui batas. Tidak ada jawaban kaumnya kecuali mereka berkata usirlah mereka dari negeri kalian mereka adalah orang-orang yang sok suci”
Dalam hadits shahih: ”Bahwasanya Waraqah bin Naufal berkata kepada Nabi: ”Aduhai seandainya aku bersamamu ketika kaummu mengusirmu! Rasulullah berkata: “Apakah mereka akan mengusirku? Waraqah berkata: “Tidaklah datang orang yang membawa seperti yang kau bawa kecuali akan dimusuhi-atau dengan makna seperti ini-“
Musuh dakwah kemarin adalah: Komunis, Batsiah dan Nashiriyah.
Bertambah lagi sekarang: Muslim yang shalat, puasa tapi mereka bodoh. Mereka memusuhi apa-apa yang mereka lihat itu menyelisihi adat kebiasaan mereka yang lama, mereka telah memprovokasi musuh-musuh islam dari kalangan Komunis, Batsiah dan Nashiriyah. Diantara mereka yang shalat adalah: Rafidhah-kesesatan mereka telah diketahui sejak lama-, diantara mereka adalah Shufiyah, Ikhwanul Muslimin, orang-orang fanatik mazhab yang taklid buta, tepat mengenai sifat sebagian besar mereka:
“Kami dapati nenek moyang kami di atas satu jalan dan kami mengikuti jejak mereka”

Terjemah Aqidah Wasitiyah
Segala puji bagi Allah yang telah mengutus rasulnya dengan petunjuk dan agama yang haq, untuk mengunggulkannya atas seluruh agama dan cukuplah Allah sebagai saksi.

Copyright © All rights reserved. | Newsphere by AF themes.