Syarah Arba’in (23)
3 min readHADITS KEDUA PULUH TIGA
عَنْ أَبِيْ مَالِكٍ بْنِ عَاصِمٍ اْلأَشْعَرِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ:قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: الطَّهُوْرُ شَطْرُ اْلإِيْمَانِ، وَالْحَمْدُ ِللهِ تَمْلأُ الْمِيْزَانَ، وَسُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ ِللهِ تَمْلآنِ – أَوْ تَمْلأُ – مَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَاْلأَرْضِ، وَالصَّلاَةُ نُوْرٌ، وَالصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ، وَالصَّبْرُ ضِيَاءٌ، وَالْقُرْآنُ حُجَةٌ لَكَ أَوْ عَلَيْكَ. كُلُّ النَّاس يَغْدُوْ. فَبَائِعٌ نَفْسَهُ، فَمُعْتِقُهَا أَوْ مُوْبِقُهَا”. رواه مسلم.
Dari Abi Malik Al Harits bin al Asyari Radiyallahuanhu: Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda: Bersuci adalah sebagian dari Iman, alhamdulillah memenuhi timbangan, subhanallah dan alhamdulillah keduanya memenuhi antara langit dan bumi, shalat adalah cahaya, shadaqah adalah burhan, sabar adalah sinar, al Quran adalah hujjahmu atau hujjah atasmu, semua manusia itu berusaha; ada yang menjual dirinya untuk membebaskannya atau mencelakakannya (HR. Muslim).
Syarah:
Hadits ini merupakan salah satu pokok Islam, mencakup qaidah-qaidah agama Islam yang penting, adapun kata (الطهور) yang terpilih adalah kata kerja – dengan dhammah huruf tha –.
Makna kata tersebut diperselisihkan,
Ada yang menyatakan sesungguhnya pahala bersuci yang maksimal itu setengah pahala iman.
Ada juga yang menyatakan kata Iman disini maksudnya shalat, Allah berfirman:
وَمَا كَانَ اللهُ لِيُضِيْعَ إِيْمَنَكُمْ
“Allah tidak akan menyia-nyiakan Iman kalian” (Al Baqarah: 143). Bersuci adalah salah satu syarat shalat. Karena setengah dari shalat, tidak mesti yang setengahnya itu persis.
Ada juga yang menyatakan dengan pendapat lain.
Adapun perkataannya: Alhamdulillah memenuhi timbangan maknanya: Karena besarnya pahala hingga memenuhi timbangan orang yang mengucapkannya. Banyak nash dalam al Quran dan sunnah yang menunjukkan akan ditimbangnya amalan dan berat ringannya timbangan.
Demikian pula perkataannya: Subhanallah dan alhamdulillah keduanya memenuhi antara langit dan bumi. Besarnya keutamaan dua kalimat ini karena mengandung pensucian Allah dan merasa butuh kepada Allah.
Perkataannya ( تملآن أو تملأ) sebagian membacanya dengan huruf ta dan ini yang benar, yang pertama dhamir mutsana dan yang kedua dhamir kalimat ini. Sebagian mereka berkata: “kata (يملآن) boleh mudzakar boleh muannats. Muannats penjelasannya seperti sudah disebutkan adapun mudzakar maksudnya dua perkataan tersebut”. Adapun kata (تملأ) mudzakar karena maksudnya adalah dzikir.
Adapun maksud : “Shalat adalah cahaya” maknanya mencegah orang dari kemaksiatan dan menghentikannya dari perbuatan kotor dan mungkar serta membimbingnya kepada kebenaran. Sebagaimana cahaya digunakan untuk menerangi.
Ada juga yang mengatakan: Nanti di hari kiamat akan menjadi cahaya bagi yang mengamalkannya. Ada juga yang mengatakan: Akan menjadi cahaya diwajahnya dihari kiamat dan didunia wajahnya terang, berbeda dengan orang yang tidak shalat.
Adapun perkataannya: shadaqah adalah burhan pengarang kitab Attajrid menyatakan: Maknanya ia melakukannya sebagaimana bersegera kepada dalil. Ketika seorang hamba ditanya pada hari kiamat tentang tempat membelanjakan uangnya maka shadaqahnya akan menjadi dalil baginya dalam menjawab pertanyaan tersebut. Dia akan berkata: orang ini menshadaqahkan hartanya.
Selain beliau ada yang memaknakan: Shadaqah sebagai bukti atas keimanan orang melakukannya, sebab orang munafik tidak melakukannya karena mereka tidak meyakininya. Barangsiapa yang bershadaqah menunjukkan kuat imannya, Wallahu alam.
Adapun perkataannya: Sabar adalah sinar maknanya: Sabar yang dicintai dalam syariat yakni sabar dalam ketaatan kepada Allah, sabar dalam menjauhi maksiat dan sabar atas kejadian dan perkara yang tidak disenangi di dunia.
Maksudnya, sabar adalah amalan terpuji. Orang yang melakukannya terus bercahaya, terbimbing dan berada dalam kebenaran.
Ibrahim Al Khawas berkata: Sabar adalah teguh diatas al Quran dan sunnah.
Ada yang menyatakan juga: sabar adalah menghadapi ujian dengan adab yang baik.
Abu Ali ad Daqaq berkata: Sabar adalah tidak menentang taqdir, adapun menampakkan bala dalam rangka menyampaikannya kepada orang lain tidak menafikan kesabaran.
Allah Ta’ala berkata tentang Ayyub:
إِنَّا وَجَدْنَهُ صَابِرًا نِعْمَ الْعَبْدُ إِنَّهُ أَوَّابٌ
“Kami dapati ia seorang yang sabar sebaik-baik hamba, dia adalah orang yang kembali” (Shaad: 44).
Padahal Nabi Ayyub pernah berkata:
أَنِّي مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّحِمِيْنَ
“Telah menimpaku mudharat dan Engkau adalah Dzat yang Paling Penyayang” (Al Anbiya: 83). Wallahu a’lam.
Adapun sabda beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam: Al Quran adalah hujjahmu dan hujjah atasmu. Maknanya sudah jelas. Engkau dapat mengambil manfaat jika membaca dan mengamalkannya, jika tidak maka akan menjadi hujjah atasmu.
Sabda beliau Shallallahu alaihi wasallam: Semua manusia itu berusaha, ada yang menjual dirinya untuk membebaskannya atau mencelakakannya maknanya: Bahwa setiap manusia berusaha untuk dirinya, diantara mereka ada yang menjual dirinya kepada Allah dengan mentaati-Nya, dan membebaskan diri dari adzab sebagaimana firman Allah:
إِنَّ اللهَ اشْتَرَى مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ أَنْفُسَهُمْ وَأَمْوَلَهُمْ بِأَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَ
“Sesungguhnya Allah membeli dari kaum mukminin diri-diri mereka dan harta mereka dan bagi mereka sorga” (At Taubah: 111). Dan ada orang yang menjual dirinya kepada syaithan dan hawa nafsu dengan mengikuti mereka hingga membinasakan dirinya.
Ya Allah berilah kami taufiq untuk mengamalkan ketaatan kepada-Mu dan jauhkanlah kami dari membinasakan diri karena menyelisihi-Mu.
(Diterjemah oleh Abdurahman Mubarak Ata)