Mei 18, 2024

ALMUBARAK

MEDIA BERBAGI FAEDAH

Syarah Arba’in (24)

5 min read

HADITS KEDUA PULUH EMPAT

عَنْ أَبِيْ ذَرٍّ الْغِفَارِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فِيْمَا يَرْوِيْهِ عَنْ رَبِّهِ عَزَّ وَجَلَّ أَنَّهُ قَالَ: يَاعِبَادِيْ إِنِّيْ حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلَى نَفْسِيْ وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّمًا فَلاَ تَظَالَمُوْا. يَاعِبَادِيْ كُلُّكُمْ ضَالٌّ إِلاَّ مَنْ هَدَيْتُهُ فَاسْتَهْدُوْنِيْ أَهْدِكُمْ. يَاعِبَادِيْ كُلُّكُمْ جَائِعٌ إِلاَّ مَنْ أَطْعَمْتُهُ فَاسْتَطْعِمُوْنِيْ أَطْعِمْكُمْ. يَاعبادي كُلُّكُمْ عَارٍ إِلاَّ مَنْ كَسَوْتُهُ فَاسْتَكْسُوْنِيْ أَكْسُكُمْ. يَاعِبَادِيْ إِنَّكُمْ تُخْطِئُوْنَ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَأَنَا أَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعًا فَاسْتَغْفِرُوْنِيْ أَغْفِرُلَكُمْ. يَاعِبَادِيْ إِنَّكُمْ لَنْ تَبْلُغُوْا ضُرِّيْ فَتَضُرُّوْنِيْ وَلَنْ تَبْلُغُوْا نَفْعِيْ فَتَنْفَعُوْنِيْ. يَاعِبَادِيْ لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كاَنُوْا عَلَى أَتْقَى قَلْبِ رَجُلٍ وَاِحٍد مِنْكُمْ مَازَادَ ذَلِكَ فِيْ مُلْكِيْ شَيْئًا. يَاعِبَادِيْ لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كاَنُوْا عَلَى أَفْجَرِ قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ مَا نَقَصَ ذَلِكَ فِيْ مُلْكِيْ شَيْئًا. يَاعِبَادِيْ لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ قَامُوْا فِيْ صَعِيْدٍ وَاحِدٍ فَسَأَلُوْنِيْ فَأَعْطَيْتُ كُلُّ إِنْسَانٍ مَسْأَلَتَهُ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِمَّا عِنْدِيْ إِلاَّ كَمَا يَنْقُصُ الْمِخْيَطُ إِذَا أُدْخِلَ الْبَحْرِ. يَاعِبَادِيْ إِنَّمَا هِيَ أَعْمَالُكُمْ أُحْصِيْهَا لَكُمْ، ثُمَّ أُوَفِّيْكُمْ إِيَّاهَا. فَمَنْ وَجَدَ خَيْرًا فَلْيَحْمَدِ اللهَ. وَمَنْ وَجَدَ غَيْرَ ذَلِكَ فَلاَ يَلُوْمَنَّ إِلاَّ نَفْسَهُ. رواه مسلم.

Dari Abu Dzar Al Ghifari Radiyallahu’anhu Dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam ketika meriwayatkan dari Rabbnya, Allah berfirman: “Wahai hamba-Ku, Aku telah mengharamkan perbuatan dhalim atas diri-Ku kemudian aku jadikan perbuatan tersebut haram diantara kalian maka janganlah kalian saling berbuat dhalim. Wahai hamba-Ku kalian semua adalah sesat kecuali yang Aku beri hidayah, maka minta hidayahlah kepada-Ku. Wahai hamba-Ku kalian semua dalam keadaan lapar, kecuali orang yang Aku beri makan, maka minta makanlah kepada-Ku niscaya Aku akan memberimu makan. Wahai hamba-Ku kalian semua dalam keadaan telanjang kecuali orang yang Aku beri pakaian, maka mintalah pakaian kepada-Ku niscaya Aku akan memberinya. Wahai hamba-Ku sesungguhnya kalian berbuat salah siang dan malam dan Aku mengampuni semua dosa, minta ampunlah kepada-Ku niscaya Aku akan mengampunimu. Wahai hamba-Ku sungguh kalian tidak akan mendapat satu mudharat kemudian ditimpakkan kepada-Ku dan tidak bisa mendapatkan manfaat untuk diberikan kepada-Ku. Wahai hamba-Ku jika orang awal kalian dan akhirnya, manusia dan jinnya berada di hati seorang yang paling taqwa, hal tersebut tidak menambah kerajaan-Ku, wahai hamba-Ku jika orang awal kalian dan akhirnya, manusia dan jinnya berada di hati seorang yang paling fajir hal tersebut tidak mengurangi kerajaan-Ku sedikitpun. Wahai hamba-Ku jika orang awal kalian dan akhirnya, manusia dan jinnya berada di satu tempat meminta kepada-Ku akan Aku beri permintaan tiap orang tersebut dan hal tersebut tidak akan mengurangi apa yang ada pada-Ku kecuali seperti jarum yang dimasukkan ke lautan. Wahai hamba-Ku itulah amalan kalian aku hitungkan dan sempurnakan bagi kalian, barangsiapa yang mendapati kebaikan bertahmidlah kepada Allah dan barangsiapa yang mendapati selain itu janganlah mencerca kecuali kepada dirinya. (HR. Muslim).

Syarah:
Firman Allah: Wahai hamba-Ku, Aku telah mengharamkan perbuatan dhalim atas diri-Ku kemudian aku jadikan perbuatan tersebut haram diantara kalian sebagian ulama berkata: Maknanya tidak pantas bagi-Ku dan tidak boleh atas-Ku, sebagaimana firman-Nya:
وَمَا يَنْبَغِيْ لِلرَّحْمَنِ أَنْ يَّتَّخِذَ وَلَدًا
“Tidak sepantasnya Allah mempunyai anak” (Maryam: 92). Perbuatan dhalim mustahil ada pada Allah.
Sebagian ulama berkata tentang hadits ini: “Tidak boleh seorangpun minta kepada Allah dimenangkan dari musuhnya kecuali dengan haq berdasarkan firman-Nya:
إِنِّيْ حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلَى نَفْسِيْ
“Aku telah mengharamkan perbuatan dhalim atas diriku”. Allah tidak akan mendhalimi hamba-Nya, bagaimana kalau ada orang yang menyangka Allah akan mendhalimi hamba-Nya karena yang lain?. Demikian pula firman-Nya: “Maka janganlah kalian saling berbuat dhalim”. Maknanya: “orang didhalimi minta diqisas dari orang dhalim dengan dhalim pula, pada kalimat ini dibuang salah satu huruf ta untuk meringankan bacaan asalnya (فلا تنظالم).
Firman Allah: Wahai hamba-Ku kalian semua adalah sesat kecuali yang Aku beri hidayah…. Wahai hamba-Ku kalian semua dalam keadaan lapar, kecuali orang yang Aku beri makan… . Wahai hamba-Ku kalian semua dalam keadaan telanjang kecuali orang yang Aku beri pakaian. Peringatan atas kefaqiran dan kelemahan kita untuk mendapatkan sesuatu yang bermanfaat dan menolak sesuatu yang mudharat bagi diri kita, kecuali jika dibantu oleh Allah. Ini kembali kepada makna: Laa haula walaa quwwata illa billah hendaknya seorang hamba tahu ketika ia melihat bekas nikmat Allah pada dirinya bahwa itu semua adalah dari Allah. Maka dia harus mensyukurinya, setiap kali bertambah ia harus bertambah memuji Allah dan bersyukur kepada-Nya. Firman Allah: Minta hidayahlah kepada-Ku Yakni mintalah hidayah kepada-Ku niscaya Aku akan memberimu hidayah. Kesimpulan masalah ini: Hendaknya seorang hamba mengetahui bahwa dia minta hidayah kepada Allah kemudian diberi hidayah, kalau diberi hidayah sebelum meminta niscaya dia akan berkata: Aku diberi hidayah dan aku sudah tahu. Demikian pula makna: Kalian seluruhnya lapar . Yakni Allah menciptakan makhluk seluruhnya butuh makan. Semua orang yang makan dulunya lapar hingga diberi makan oleh Allah dengan adanya rizki yang ia dapat, menyehatkan alat-alat yang dipersiapkan untuk cari nafkah. Maka jangan sampai ada orang kaya mengira bahwa rizqi yang ia peroleh dan dimasukkan ke mulutnya merupakan pemberian selain Allah Taala. Dalam hadits ini juga ada adab bagi orang faqir, seakan Allah berfirman: Janganlah kalian minta makan kepada selain-Ku karena mereka yang engkau minta itu Akulah yang memberi mereka rizqi. Maka: Minta makanlah kepada-Ku niscaya Aku akan memberimu makan.
Demikian pula kalimat setelahnya. Firman Allah: Wahai hamba-Ku sesungguhnya kalian berbuat salah siang dan malam. Dalam hadits ini ada celaan yang semua mukmin malu karenanya. Demikian Allah menciptakan malam untuk berbuat taat padanya dan beribadah dengan ikhlas, karena waktu malam amalan mukmin sering jauh dari riya dan nifaq. Apakah tidak malu seorang mukmin tidak berinfaq di malam dan siang padahal Allah menjadikan manusia sebagai saksi. Seorang yang cerdas hendaknya taat kepada Allah di siang hari juga jangan menampakkan penyelisihan kepada manusia. Bagaimana disebut baik seorang mukmin yang berbuat salah ketika sendirian atau terang-terangan dihadapan manusia, padahal Allah berfirman: “Aku mengampuni dosa semuanya” menyebutkan kata (الذنوب / dosa) dengan huruf alif dan laam litta’rif dan dikuatkan dengan perkataan: seluruhnya sebabnya Allah menyebutkan hal tersebut sebelum memerintah untuk minta ampun adalah agar tidak ada seorangpun yang putus asa dari rahmat Allah.
Firman Allah: Wahai hamba-Ku jika orang awal kalian dan akhirnya, manusia dan jinnya dalam hadits ini menunjukkan bahwa taqwanya orang yang bertaqwa adalah rahmat bagi mereka, dan tidak menambah kerajaan Allah sedikitpun. Adapun firman-Nya: Jika orang awal kalian dan akhirnya, manusianya dan jinnya berada di satu tempat. Ini peringatan bagi makhluk untuk memperbesar permintaan dan luas dalam meminta kepada Allah. Seorang peminta jangan sedikit meminta, karena apa yang ada disisi Allah itu tidak akan berkurang, perbendaharaannya tidak akan habis, jangan sampai ada orang yang menyangka apa yang ada pada Allah berkurang ketika diberikan kepada hamba-Nya. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam dalam hadits lain: Tangan Allah selalu terbentang tidak berkurang apa yang ada padanya selalu memberi diwaktu malam dan siang, tahukah kalian apa yang Allah infakkan semenjak diciptakannya langit dan bumi, sesungguhnya tidak mengurangi apa yang ada ditangan kanan-Nya. Rahasianya adalah kekuasaan-Nya terus dapat mencipta, tidak akan pernah lemah atau kurang, dan ciptaan Allah tidak akan bisa dihitung oleh manusia.
Firman-Nya: Kecuali seperti jarum yang dimasukkan ke lautan ini adalah memberikan pendekatan pemahaman dengan perkara yang bisa kita lihat.
Maknanya: Hal tersebut tidak akan mengurangi yang ada pada-Nya sedikitpun. (المخيط) – dengan kasrah huruf mim sukun huruf kha dan fathah huruf ya – artinya jarum. Firman-Nya: “Itulah amalan kalian aku hitungkan dan disempurnakan bagi kalian, barangsiapa yang mendapati kebaikan bertahmidlah kepada Allah”. Jangan menyandarkan ketaatan dan ibadahnya kepada dirinya saja tetapi sandarkan kepada taufiq dan bertahmidlah kepada Allah karenanya. Firman-Nya: Dan barangsiapa yang mendapati selain itu tidak mengatakan barangsiapa mendapati kejelekan, yakni: Barangsiapa mendapati sesuatu yang tidak afdhal janganlah mencerca kecuali dirinya. Dikuatkan dengan huruf nun sebagai peringatan jangan sampai terbetik di hati orang tersebut celaan yang diberikan kepada selainnya, Wallahu alam.
(Diterjemah oleh Abdurahman Mubarak Ata)

Copyright © All rights reserved. | Newsphere by AF themes.