Februari 16, 2025

ALMUBARAK

MEDIA BERBAGI FAEDAH

Syarah Arba’in (28)

3 min read

HADITS KEDUA PULUH DELAPAN

عَنْ أَبِيْ نُجَيْحِ الْعِرْبَاضِيِّ بْنِ سَارِيَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: وَعَظَنَارَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَوْعِظَةَ مُوَدِّعٍ وَجِلَتْ مِنْهَا الْقُلُوْبُ وَذَرفَتْ مِنْهَا الْعُيُوْنُ، فَقُلْنَا: يَارَسُوْلَ الله، كَأَنَّهَا مَوْعِظَةُ مُوَدِّعٍ فَأَوْصِنَا، قَالَ: أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ تَأَمَّرَ عَلَيْكُمْ عَبْدٌ، فَإِِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيَرَى اِخْتِلاَفاً كَثِيْراً، فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِيْ وَسُنَّةِ خُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ الْمَهْدِيِّيْنَ، عَضُّوْا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ، وَإِيَّاكُمْ وَمُحَدَّثَاِت اْلأُمُوْرِ، فَإِنَّ كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ”. رواه أبو داود والترمذي وقال: حديث حسن صحيح.

Dari Abu Najih ‘Irbad bin Sariyah Radiyallahu’anhu: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam memberi nasehat kepada kami yang menggetarkan hati dan mengeluarkan air mata, kami katakana: “Wahai Rasulullah ini seperti nasehat orang yang akan berpisah, berilah kami wasiat wahai Rasulullah, beliau bersabda: Aku wasiatkan kepada kalian untuk bertaqwa kepada Allah, dengar dan taatlah walau yang memerintah kalian adalah hamba habasyi, karena barangsiapa yang hidup diantara kalian setelahku akan melihat perpecahan yang banyak, berpeganglah dengan sunnahku dan sunnah khulafaur rasyidin yang diberi petunjuk, gigitlah dengan gigi geraham kalian, dan hati-hati kalian dari perkara yang diada-adakan karena semua bidah adalah sesat (HR. Tirmidzi dan Abu Dawud, Tirmidzi berkata: Hadits Hasan Shahih).

Syarah:
Dalam sebagian riwayat: Ini adalah wasiat perpisahan apa yang engkau perintahkan untuk kami lakukan? Beliau menjawab: Aku tinggalkan kalian diatas jalan yang putih, malamnya seperti siangnya, tidak ada yang menyeleweng darinya kecuali orang yang binasa. Perkataannya: Nasehat yang tinggi yakni sampai dengan jelas dan mempengaruhi hati kami, tergetar hati karenanya yakni takut dan berlinang air mata. Seperti nasehat tersebut menduduki temopat sebagai ancaman dan peringatan.
Sabdanya: Aku wasiatkan kepada kalian untuk bertaqwa kepada Allah, dengar dan taatlah yakni kepada pemerintah (walau yang memerintah kalian adalah hamba habasyi) dalam sebagian riwayat (hamba habasyi).
Sebagian ulama berkata: Seorang hamba tidak bisa menjadi pemimpin, tapi Rasulullah memberikan contoh permasalahan walaupun hal tersebut tak akan terjadi. Seperti sabdanya: Barangsiapa yang membangun mesjid karena Allah walaupun sebesar kandang burung, Allah akan membangunkan untuknya rumah di sorga. Kandang burung tidak bisa dijadikan mesjid, tapi Rasulullah membuat permisalan demikian.
Mungkin juga Nabi Shallallahu alaihi wasallam mengabarkan rusaknya masalah pemerintahan ini dan diberikan bukan kepada ahlinya, hingga diberikan kepemimpinan kepada budak, jika terjadi demikian dengarlah dan taatlah untuk mengamalkan mudharat yang paling ringan yakni sabar mengikuti orang yang sebetulnya tidak boleh menjadi pemimpin, agar tidak menimbulkan fitnah yang besar.
Sabdanya: Karena barangsiapa yang hidup diantara kalian setelahku akan melihat perpecahan yang banyak ini adalah salah satu mukjizat Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam. Beliau mengabarkan kepada shahabatnya perselisihan yang akan terjadi dan adanya kemungkaran yang banyak. Beliau tahu secara rinci, tapi tidak diterangkan kepada semua orang, beliau hanya mengingatkan secara umum, dan beliau menerangkan masalah ini secara rinci kepada sebagian shahabatnya seperti Hudzaifah dan Abu Hurairah. Ini menunjukkan besarnya kedudukan orang tersebut.
Sabdanya: Atas kalian untuk berpegang dengan sunnahku sunnah adalah jalan yang lurus yang ada diatas alur. Dan ini adalah jalan yang jelas. Sunnah khulafaur rasyidin yakni mereka yang mendapatkan petunjuk, mereka adalah empat orang yang berdasarkan ijma yakni: Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali. Rasulullah menyuruh agar berada diatas sunnah khulafaur rasyidin karena dua hal: Pertama, Taqlid bagi orang yang tidak mampu meneliti. Kedua. Menguatkan pendapat mereka ketika ada ikhtilaf dikalangan shahabat.
Sabdanya: Hati-hati kalian dari perkara yang diada-adakan Ketahuilah perkara yang diada-adakan itu ada dua: yang baru dan tidak mempunyai dasar dalam syariat, ini batil dan tercela. Dan yang kedua baru tapi ada dasarnya dari syariat ini tidak tercela. Karena lafadz muhdats dan lafadz bidah tidak dicela hanya semata namanya akan tetap dicela karena menyelisihi sunnah dan menyeru kepada kesesatan. Tidak dicela secara mutlak. Allah berfirman:
مَا يَأْتِيْهِمْ مِّنْ ذِكْرٍ مِّنْ رَّبِّهِمْ مُّحْدَثٍ
“Tidak datang kepada mereka suatu ayat al Qur’an pun yang baru (diturunkan) dari Tuhan mereka” (Al Anbiya: 2). Umar Radiyallahu ‘anhu berkata: “Sebaik-baik bid’ah adalah ini”, yakni tarawih. Adapun (النواجذ) gigi seri yang paling akhir, Wallahu a’lam.
(Diterjemah oleh Abdurahman Mubarak Ata)

Copyright © All rights reserved. | Newsphere by AF themes.