Syarah Arba’in (29)
3 min readHADITS KEDUA PULUH SEMBILAN
عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قُلْتُ: يَارَسُوْلَ اللهِ، أَخْبِرْنِيْ بِعَمَلٍ يُدْخِلُنِيْ الْجَنَّةَ وَيُبَاعِدُنِيْ عَنِ النَّارِ، قَالَ: لَقَدْ سَأَلْتَ عَنْ عَظِيْمٍ، وَإِنَّهُ لَيَسِيْرٌ عَلَى مَنْ يَسَّرَهُ اللهُ تَعَالَى عَلَيْهِ: تَعْبُدُ اللهَ لاَ تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا، وَتُقِيْمُ الصَّلاَةَ، وَتُؤْتِي الزَّكَاةَ، وَتَصُوْمُ رَمَضَانَ وَتَحُجُّ الْبَيْتَ. ثم قال: أَلاَ أَدُلُّكَ عَلَى أَبْوَابِ الْخَيْرِ؟ اَلصَّوْمُ جُنَّةٌ، وَالصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الْخَطِيْئَةَ كَمَا يُطْفِئُ الْمَاءُ النَّارَ، وَصَلاَةُ الرَّجُلِ فِيْ جَوْفِ اللَّيْلِ. ثُمَّ تَلاَ- تَتَجَافَى جُنُوْبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ – حَتَّى بَلَغَ – يَعْمَلُوْنَ – ثُمَّ قَالَ: أَلاَ أُخْبِرُكَ بِرَأْسِ اْلأَمْرِ وَعَمُوْدِهِ وَذِرْوَةِ سَنَامِهِ؟ قُلْتُ: بَلَى يَارَسُوْلَ اللهِ، قَالَ: رَأْسُ اْلأَمْرِ اْلإِسْلاَمُ، وَعَمُوْدُهُ الصَّلاَةَ، وَذَرْوَةُ سَنَامِهِ الْجِهَادُ، ثُمَّ قَالَ: أَلاَ أُخْبِرُكَ بِمَلاَكِ ذَلِكَ كُلِّهِ؟ قُلْتُ: بَلَى يَارَسُوْلَ اللهِ، فَأَخَذَ بِلِسَانِهِ وَقَالَ: كُفَّ عَلَيْكَ هَذَا. قُلْتُ: يَانَبِيَّ اللهِ، وَإِنَّا لَمُؤَاخَذُوْنَ بِمَا نَتَكَلَّمُ بِهِ؟ فَقَالَ: ثَكِلَتْكَ أَمُّكَ، وَهَلْ يَكُبُّ النَّاسُ فِي النَّارِ عَلَى وُجُوْهِهِمْ – أَوْ: عَلَى مَنَاخِرِهِمْ – إِلاَّ حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِمْ. رواه الترمذي وقال: حسن صحيح.
Dari Muadz bin Jabal Radiyallahu’anhu telah berkata: “Aku telah berkata: “Ya Rasulullah beritahukanlah padaku suatu amalan yang dapat memasukkanku ke surga dan menjauhkanku dari neraka”. Nabi menjawab: “Engkau telah bertanya tentang perkara yang besar, dan sesungguhnya itu adalah ringan bagi orang yang dimudahkan oleh Allah; Engkau beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukannya dengan sesuatupun, mengerjakan shalat, membayar zakat, berpuasa Ramadhan, dan haji ke Baitullah, kemudian beliau berkata: “Maukah ketunjukkan pintu-pintu kebaikan?” puasa adalah perisai, shadaqah dapat menghapuskan kesalahan sebagaimana air dapat memadamkan api, dan seseorang yang shalat di tengah malam, kemudian membaca ayat: “(Lambung-lambung mereka jauh dari tempat tidur…hingga ayat… mereka mengamalkan)” Rasulullah kemudian bersabda: “Maukah aku kabarkan kepalanya urusan, tiang dan puncaknya” Aku katakan: “Ya, wahai Rasulullah”, beliau bersabda: “Kepalanya satu urusan adalah Islam (syahadatain), tiangnya adalah shalat dan puncaknya adalah jihad fi sabilillah”, kemudian berkata lagi: “Maukah aku kabarkan inti dari semua itu? Aku katakan: “Ya, wahai Rasulullah”, beliau memegang lisannya dan berkata: “Tahanlah lisanmu”, aku katakan: “Wahai Rasulullah apakah kita akan diadzab karena ucapan yang kita ucapkan, Rasulullah menjawab: “Tsakilatka umuk, bukankah manusia tersungkur ke neraka diatas hidung mereka tidak lain karena hasil dari ucapan mereka, (HR. Tirmidzi beliau berkata: Hadits Hasan Shahih)
Syarah:
Sabda Rasulullah: “Engkau telah bertanya tentang perkara yang besar, dan sesungguhnya itu adalah ringan bagi orang yang dimudahkan oleh Allah” yakni mudah bagi penerima taufiq, membimbingnya untuk beribadah kepada-Nya dengan mengikhlaskan agama: beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukan Allah dengan makhluk-Nya. Kemudian: “menegakkan shalat”, yakni mengerjakannya walau bagaimanapun keadaannya. Kemudian beliau menyebutkan rukun-rukun Islam lainnya zakat, puasa dan haji. Kemudian berkata: “Maukah kutunjukkan pintu-pintu kebaikan?” berpuasa adalah perisai”. Maksud hadits ini bukan puasa Ramadhan, karena puasa Ramadhan telah dibahas dalam hadits lain, maksud hadits ini adalah anjuran memperbanyak puasa sunnah. (الجنة) yakni puasa adalah penutup dan pelindungmu dari neraka. Kemudian berkata: “shadaqah dapat menghapuskan kesalahan” maksudnya shadaqah yang sunnah bukan zakat.
Sabdanya: “Dan shalatnya seseorang di tengah malam”, kemudian membaca ayat: “Lambung lambung mereka jauh dari tempat tidur berdo’a kepada Rabb mereka dengan rasa takut dan harap dan menginfakkan harta anak yatim, satu jiwa tidak tahu apa yang dipersiapkan bagi mereka dari qurrata a’yun sebagai balasan apa yang mereka amalkan”. Maknanya: “Barangsiapa yang berdiri shalat malam meninggalkan tidur dan kelezatannya lebih mengutamakan apa yang ia harapkan dari Rabbnya maka balasannya apa yang ada didalam ayat: “Satu jiwa tidak tahu apa yang dipersiapkan bagi mereka dari qurrata a’yun sebagai balasan atas apa yang telah mereka amalkan”. Terdapat dalam sebagian khabar bahwasanya Allah berbangga dengan hambanya yang shalat lail, Allah berfirman: “Lihatlah hamba-hamba-Ku yang shalat di gelapnya malam, sehingga tidak ada yang melihatnya selain Aku. Aku persaksikan pada kalian bahwasanya Aku telah menghalalkan negeri kemuliaan-Ku bagi mereka.
Kemudian Rasulullah bersabda: “Maukah kukabarkan tentang kepalanya urusan…”. Rasulullah mengumpamakan urusan seperti unta jantan. Mengumpamakan Islam seperti kepalanya. Hewan tidak bisa hidup tanpa kepala.
Kemudian sabdanya: “Tiangnya shalat” tiang sesuatu adalah yang menegakkannya. Yang menurut kebiasaan apabila tidak ada tiang, sesuatu tersebut tidak bisa tegak.
Sabdanya: “Puncaknya adalah jihad” Jirwah sesuatu adalah bagian yang paling tinggi darinya. Jirwah punuk unta berarti puncak dari punuknya. Jihad adalah amalan yang tidak bisa ditandingi oleh amalan apapun. Sebagaimana diriwayatkan bahwa seseorang pernah datang kepada Rasulullah dan berkata: “Tunjukkanlah amalan yang sebanding dengan jihad!, Rasulullah menjawab: “Aku tidak mendapatkannya”. Kemudian beliau berkata: “Apakah engkau mampu jika seorang mujahid keluar berjihad kemudian engkau masuk ke mesjid untuk shalat tanpa henti dan berpuasa tanpa berhenti? Rasulullah melanjutkan: “Siapa yang mampu melakukannya”.
Sabdanya: “Maukah aku kabarkan inti semua itu?” Aku katakan: “Ya, wahai Rasulullah”. Rasulullah kemudian memegang lisannya dan berkata: Tahanlah olehmu ini…!”. Rasulullah menganjurkan untuk berjihad melawan orang kafir kemudian mengajari pula jihad yang besar yaitu jihad melawan hawa nafsu serta menahannya dari ucapan yang mengganggu dan menjelekkannya. Karena beliau terangkan bahwa banyak orang yang masuk neraka dengan sebab lisannya, beliau berkata: “Tsakilatka ammuk, bukankah manusia tersungkur ke neraka dengan wajah hidung-hidung mereka tidak lain karena sebab lisan mereka”. Telah disebutkan dalam hadits yang shahih:
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaknya berkata yang baik atau diam”.
Dalam hadits lain:
“Barangsiapa yang bisa menjamin bagiku untuk menjaga apa yang ada diantara dua jenggotnya (yakni lisannya), dan apa yang ada diantara dua kakinya (yakni farjnya) maka aku jamin dia dengan sorga.
(Diterjemah oelh Abdurahman Mubarak Ata)