April 26, 2024

ALMUBARAK

MEDIA BERBAGI FAEDAH

Terjemah matan Arbain annawawiyah

18 min read

Matan Arbain Annawawiyah
Karya Imam Nawawi

Dilengkapi:
Tambahan dari Ibnu Rajab
Serta penjelasan hukum hadits-hadits dari Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani dan Syaikh Muqbil bin Hadi Al Wadi’i

Penerbit Al Mubarak

Judul Asli:
Arbain Nawawiyah

Penulis:
Imam Nawawi

Judul Terjemah:
Matan Arbain Annawawiyah
Disertai Tambahan Ibnu Rajab

Penerjemah:
Abu Abdillah Abdurahman Mubarak Ata

Penerbit Al Mubarak
Bogor-Jawa Barat

HADITS PERTAMA

عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ تَعَالىَ عَنْهُ قاَلَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهُِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم يَقُوْلُ: إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ. وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ ِلدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوِ أمْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا، فَهِجْرَتُهُ إِلىَ مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ. رواه البخاري ومسلم.

Dari Amirul Mukminin Abu Hafs Umar bin Khaththab Radhiallahu ‘anhu: “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya amalan itu tergantung dengan niatnya dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang diniatkannya.
Barangsiapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya dan barangsiapa yang hijrahnya karena dunia yang akan didapatkan atau wanita yang akan dinikahi, maka hijrahnya sesuai dengan apa yang dia niatkan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Terjemah harfiyah:
عن:Dari
قال:Berkata
انما:Hanyalah
الاعمال:Amalan-amalan
بالنيات:Tergantung niat
ولكل:Dan setiap
امرئ:Orang
ما:Apa
نوى:Yang dia niatkan
فمن:Maka barang siapa
هجرته:Hijrahnya
الى الله:Kepada Allah dan rasulNya
للدتيا:Karena dunia
يصيبها:Yang akan didapatkan
او :Atau
امرءة:Wanita
ينكجها:Yang akan dia nikahi
فهجرته:Maka hijrahnya
الى: Kepada
: ما apa
: هاجرberhijrah
: اليهkepadanya

HADITS KEDUA

عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَيْضًا قَالَ: بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ، إِذَ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيْدُ سَوَادِ الشَّعْرِ لاَ يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ، حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ وَقَالََ: يَامُحَمَّدُ أَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِسْلاَمُِ، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “الإِسْلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهَ وَأَنَّّّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ، وَتُقِيْمَ الصَّلاَةَ، وَتُؤْتِي الزَّكَاةَ، وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ، وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً” قَالَ: صَدَقْتَ، قَالَ فَعَجَبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ. قَالَ: فَأَخْبَِرْنِيْ عَنِ اْلإِيْمَانِ. قَالَ: “أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ، وَمَلاَئِكَتِهِ، وَكُتُبِهِ، وَرُسُلِهِ، وَالْيَوْمِ الآخِرِ، وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ” قَالَ: صَدَقْتَ، قَالَ: فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ اْلإِحْسَانِ، قَالَ: “أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ”. قَالَ: فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ السَّاعَةِ، قَالَ: “مَا الْمَسْؤُوْلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ” قَالَ: فَأَخْبِرْنِيْ عَنْ أَمَارَتِهَا، قَالَ: “أَنْ تَلِدَ اْلأََمَةُ رَبَّتَهَا. وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ، يَتَطَاوَلُوْنَ فِيْ الْبُنْيَانِ”. ثُمَّ انْطَلَقَ فَلَبِثْتُ مَلِيًّا ثُمَّ قَالَ لِي: “يَا عُمَرُ! أَتَدْرِيْ مَنِ السَّائِلُ؟” قُلْتُ: الله وَرَسُوْلُهُ أَعْلَمُ. قَالَ: “فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ أَتَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِيْنَكُمْ”. رواه ومسلم.

Dari Umar Radhiallahu ‘anhu juga: “Ketika kami duduk di sisi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, tiba-tiba muncullah seorang pria yang sangat putih bajunya dan sangat hitam rambutnya, tak terdapat padanya tanda safar (bepergian) dan tidak ada seorangpun yang mengenalinya.
Kemudian dia duduk di hadapan Rasulullah dengan menempelkan antara lututnya dengan lutut Rasulullah dan meletakkan dua tangannya di atas dua paha Rasulullah seraya berkata: “Wahai Muhammad, kabarkanlah kepadaku tentang Islam!
Rasulullah bersabda: “Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada yang berhak diibadahi kecuali Allah dan Muhammad adalah utusanNya, engkau dirikan shalat, keluarkan zakat, puasa di bulan Ramadhan dan haji ke Baitullah jika mampu.”
Sang penanya tadi berkata: “Engkau benar”.
Kamipun terheran karena dia yang bertanya tapi dia pula yang membenarkannya.
Kemudian dia berkata: “Kabarkan kepadaku tentang Iman !”
Rasulullah menjawab: “Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-Rasul-Nya, dan engkau beriman kepada hari akhir serta mengimani qadar (takdir) yang baik dan jeleknya”.
Orang tersebut berkata: “Engkau benar” kemudian berkata (lagi): “Kabarkan kepadaku tentang Ihsan!,
Rasulullah menjawab: “Engkau beribadah kepada Allah seakan-akan kau melihat-Nya, dan jika engkau tidak bisa melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu”.
Orang tersebut berkata lagi: “Kabarkan kepadaku kapan hari kiamat!,
Rasulullah menjawab: “Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya”
Orang tersebut bertanya lagi: “kabarkan kepadaku akan tanda-tandanya!”
Rasulullah menjawab: “Seorang budak melahirkan tuannya, orang-orang yang bertelanjang kaki dan badan serta orang miskin berlomba-lomba untuk meninggikan bangunan”.
Umar berkata: “Kemudian Orang itu pun pergi, dan aku pun diam beberapa saat.
Kemudian Rasulullah berkata: “Wahai Umar tahukah engkau siapa orang yang bertanya tadi?, akupun menjawab: “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu”
Rasulullah bersabda: “Dia adalah Jibril yang datang kepada kalian dalam rangka mengajari permasalahan agama kalian” (HR. Muslim)

HADITS KETIGA

عَنْ أَبِيْ عَبْدِ الرَّحْمنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَر بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُمَا قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ:”بُنِيَ اْلإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ: شَهَادَةِ أَن لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، وَإِقَامِ الصَّلاَةِ، وَإِيْتَاءِ الزَّكَاةِ، وَحَجِّ الْبَيْتِ، وَصَوْمِ رَمَضَانَ”. رواه البخاري ومسلم.

Dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Umar bin Khaththab Radhiallahu ‘anhuma: “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Islam dibangun diatas lima perkara: (1)persaksian bahwasanya tidak ada yang berhak diibadahi kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya, (2)mendirikan shalat, (3)mengeluarkan zakat, (4)haji ke Baitullah dan (5)puasa Ramadhan” (HR. Bukhari dan Muslim).

Terjemah harfiyah:
بُنِيَ :Dibangun
عَلَى :Diatas
خَمْسٍ :Lima
وَإِقَامِ الصَّلاَةِ، :Menegakkan shalat
وَإِيْتَاءِ الزَّكَاةِ :Mengeluarkan zakat
حَجِّ الْبَيْتِ :Haji ke baitullah
َصَوْمِ رَمَضَان :Puasa ramadhan

HADITS KEEMPAT

عَنْ أَبِيْ عَبْدِ الرَّحْمنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: حَدَّثَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَهُوَ الصَّادِقُ الْمَصْدُوْقُ “إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِيْ بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْمًا نُطْفَةً، ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ: بِكَتْبِ رِزْقِهِ، وَأَجَلِهِ، وَعَمَلِهِ، وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ. فَوَالَّذِيْ لاَ إِلَهَ غَيْرُهُ إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُهَا. وَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيَدْخُلُهَا”. رواه البخاري ومسلم.

Dari Abu Abdirrahman Abdullah bin Mas’ud Radhiallahu ‘anhu: “Telah menceritakan kepada kami Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dan beliau adalah Ash shadiqul mashduq: “Sesungguhnya kalian diciptakan di dalam perut ibunya selama empat puluh hari berupa nuthfah (air mani) kemudian menjadi ‘alaqah (segumpal darah) dalam tenggang waktu yang sama, kemudian menjadi mudgah (sekerat daging) selama itu juga, kemudian diutuslah malaikat kepadanya yang meniupkan ruh kepadanya dan diperintahkan dengan empat perkara: (1)menulis rizkinya, (2)ajalnya, (3)amalnya, dan (4)celaka atau bahagianya.
Demi Allah yang tiada sesembahan yang berhak diibadahi kecuali Dia, sungguh ada seorang kalian yang mengamalkan amalan ahli surga sehingga tidak ada jarak yang memisahkan antara dia dengan surga kecuali satu hasta, tapi catatan (ketentuan Allah) telah mendahuluinya dan ia kemudian mengamalkan amalan ahli neraka, sehingga ia pun masuk neraka.
Ada pula salah seorang kalian yang mengamalkan amalan ahli neraka tapi catatan (ketentuan Allah) mendahuluinya iapun kemudian melakukan amalan ahli surga sehingga masuk surga” (HR. Bukhari dan Muslim)

Terjemah harfiyah
Menyampaikan kepada kami:
Yang jujur dan dibenarkan
Salah seorang kalian
Dikumpulkan
Penciptaannya
Di dalam
Perut ibunya
Empat puluh berupa air mani

HADITS KELIMA

عَنْ أُمِّ الْمُؤْمِنِيْنَ أُمِّ عَبْدِ اللهِ عَائِشَة رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ: قَالَ رَسُوْل اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ أَحْدَثَ فِيْ أَمْرِنَا هذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ. رواه البخاري ومسلم.
وفي رواية لمسلم: مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ.

Dari Ummul Mukminin Ummu Abdullah Aisyah Radhiallahu ‘anha berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang mengada-adakan didalam urusan kami (urusan agama) yang bukan darinya (tidak ada tuntunannya) maka (urusan tersebut) tertolak” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dalam riwayat Muslim: ”Barangsiapa mengamalkan satu amalan yang tidak ada padanya urusan kami (tidak ada tuntunannya) maka tertolak” .

HADITS KEENAM

عَنْ أَبِيْ عَبْدِ الله النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيْرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: إِنَّ الْحَلاَلَ بَيِّنٌ وَإِنَّ الْحَرَامَ بَيِّنٌ وَبَيْنَهُمَا اُُُمُورٌ مُشْتَبِهَاتٌ لاَ يَعْلَمُهُنَّ كَثِيْرٌ مِّنَ النَّاسِ، فَمَنِ اتَّقَى الشُّبُهَاتِ اسْتَبْرَأَ لِدِيْنِهِ وَعِرْضِهِ، وَمَنْ وَقَعَ فِيْ الشُّبُهَاتِ وَقَعَ فِيْ الْحَرَامِ، كَالرَّاعِيْ يَرْعَى حَوْلَ الْحِمَى, يُوْشِكُ أَنْ يَرْتَعَ فِيْهِ، أَلاَ وَإِنَّ لِكُلِّ مَلِكٍ حِمَى، أَلاَ وَإِنَّ حِمَى اللهِ مَحَارِمُهُ، أَلاَ وَإِنَّ فِيْ الْجَسَدِ مُضْغَةً، إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، أَلاَ وَهِيَ الْقَلْبُ. رواه البخاري ومسلم.

Dari Abu Abdillah Nu’man bin Basyir Radhiallahu ‘anhuma: “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya perkara yang halal itu jelas dan perkara yang haram juga jelas dan diantara keduanya ada perkara yang syubhat (samar hukumnya) dimana kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.
Barangsiapa yang bisa menjaga diri dari perkara yang syubhat maka dia telah menyelamatkan agama dan kehormatannya.
Barangsiapa yang terjatuh dalam perkara yang syubhat maka dia telah terjatuh dalam perkara yang haram seperti seorang penggembala yang menggembala di dekat tanah larangan dimana sebentar lagi gembalaannya masuk ke tanah larangan tersebut.
Ketahuilah setiap raja itu mempunyai tanah larangan dan ketahuilah bahwa larangan Allah adalah perkara yang diharamkan-Nya.
Ketahuilah bahwa di dalam jasad itu terdapat segumpal daging. Jika baik segumpal daging tersebut maka baiklah seluruh jasadnya, dan jika jelek segumpal daging tersebut maka jeleklah seluruh jasadnya. Ketahuilah bahwa segumpal daging tersebut adalah hati” (HR. Bukhari dan Muslim).

HADITS KETUJUH

عَنْ أَبِيْ رُقَيَّةَ تَمِيْمِ بْنِ أَوْسٍ الدَّارِيِّ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ قَالَ: اَلدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ، قُلْنَا: لِمَنْ؟ قَالَ للهِ وَلِكِتاَبِهِ وَلِرَسُوْلِهِ وَِلأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِيْنَ وَعَامَّتِهِمْ. رواه ومسلم.

Dari Abi Ruqayah Tamim bin Aus Addary Radhiallahu ‘anhu sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Ágama itu adalah nasehat”, kami bertanya, bagi siapa? Beliau menjawab: “Bagi Allah, kitab-Nya, rasul-Nya dan bagi pemimpin kaum muslimin serta seluruh rakyat mereka” (HR. Muslim).

HADITS KEDELAPAN

عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُمَا أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ قَالَ: أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَشْهَدُوا أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ، وَيُقِيْمُوا الصَّلاَةَ، وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ، فَإِذَا فَعَلُوْا ذَلِكَ عَصَمُوا مِنِّي دِمَاءَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ إِلاَّ بِحَقِّ اْلإِسْلاَمِ وَحِسَابُهُمْ عَلَى اللهِ تَعَالَى. رواه البخاري ومسلم.
Dari Ibnu Umar Radiyallahu Ta’ala ‘anhuma: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang benar kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat.
Jika mereka sudah melaksanakan semuanya terjagalah dariku harta dan darah mereka kecuali karena adanya perkara yang dibenarkan dalam Islam, adapun perhitungan (isi hati mereka) mereka atas Allah Ta’ala” (HR. Bukhari dan Muslim).

HADITS KESEMBILAN

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَبْدِ الرَّحْمنِ بْنِ صَخْرٍ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: مَا نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ فَاجْتَنِبُوْهُ، وَمَا أَمَرْتُكُمْ بِهِ فَأْتُوْا مِنْهُ مَااسْتَطَعْتُمْ، فَإِنَّمَا أَهْلَكَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ كَثْرَةُ مَسَائِلِهِمْ وَاخْتِلاَفُهُمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ. رواه البخاري ومسلم.
Dari Abu Hurairah Abdurrahman bin Shakhr Radiallahu ‘anhu: “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Apa saja yang aku larang dari kalian hendaknya di jauhi, dan apa saja yang aku perintahkan kepada kalian maka lakukanlah dengan segenap kemampuan.
Sesungguhnya sebab kebinasaan umat sebelum kalian adalah karena banyaknya bertanya dan menyelisihi Nabi-Nabi mereka” (HR. Bukhari dan Muslim).

HADITS KESEPULUH

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ اللهَ تَعَالَى طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّباً، وَإِنَّ اللهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِيْنَ بِمَا أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِيْنَ، فَقَالَ تَعَالَى: (يَاأَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوْا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوْا صَالِحًا) وَقَالَ تَعَالَى: (يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا كُلُوْا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ)، ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيْلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ. يَا رَبِّ ! يَا رَبِّ ! وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ، وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ، وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ، وَغُذِيَ بِالْحَرَامِ، فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ؟. رواه ومسلم.

Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya Allah itu Thayyib dan tidak menerima kecuali yang baik.
Sesungguhnya Allah menyuruh kaum muslimin dengan apa yang diperintahkan kepada para Rasul, sebagaimana Allah berfirman: “Wahai para Rasul makanlah yang baik-baik dan beramallah dengan amalan yang baik” dan Firman-Nya: “Wahai orang-orang yang beriman makanlah makanan yang baik dari apa yang telah kami rezkikan kepada kalian”.
Kemudian menyebutkan bahwa ada seseorang yang lama melakukan safar (perjalanan) sehingga kusut rambutnya dan berdebu, dia menengadahkan kedua tangannya ke langit seraya berkata: “Wahai Rabbku, Wahai Rabbku, sedangkan makanannya berasal dari yang haram, minumannyapun berasal dari yang haram dan pakaiannyapun berasal dari yang haram, lalu bagaimana mungkin bisa dikabulkan do’anya?” (HR. Muslim).

HADITS KESEBELAS

عَنْ أَبِيْ مُحَمَّدٍ الْحَسَنِ بْنِ عَلِيِّ بْنِ أَبِيْ طَالِبِ سِبْطِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ وَرَيْحَانَتِِهِ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُمَا قَالَ: حَفِظْتُ مِنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ: دَعْ مَا يُرِيْبُكَ إِلَى مَا لاَ يُرِيْبُكَ. رواه الترمذي والنسائي، وقال الترمذي: حديث حسن صحيح.

Dari Abu Muhammad Al Hasan bin Ali bin Abi Thalib cucu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dan kesayangannya, beliau berkata: “Aku telah hafal satu hadits dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam: “Tinggalkanlah apa yang meragukanmu kepada perkara yang tidak meragukanmu” (HR. Tirmidzi dan Nasa’i, Tirmidzi berkata: Hadits Hasan Shahih).

HADITS KEDUA BELAS

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ قَالَ: قاَلَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ: مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيْهِ. حديث حسن، رواه الترمذي وغيره هكذا.

Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Diantara ciri bagusnya keislaman seseorang adalah dia meninggalkan sesuatu yang tidak ada gunanya” (Hadits hasan diriwayatkan demikian oleh Tirmidzi dan selainnya).

HADITS KETIGA BELAS

عَنْ أَبِيْ حَمْزَةَ أَنَسِ بْنِ مَالِكِ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ خَادِمِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ قَالَ: لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ ِلأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ. رواه البخاري ومسلم.

Dari Abi Hamrah Anas bin Malik Radhiallahu ‘anhu: Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidaklah sempurna Iman seseorang sampai ia mencintai kebaikan bagi saudaranya seperti apa yang ia cintai untuk dirinya” (HR. Bukhari dan Muslim)

HADITS KEEMPAT BELAS

عَنِ بْنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ قَالَ:قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ: لاَ يَحِلُّ دَمُ امْرِئٍ مُسْلِمٍ إِلاَّ بِإِحْدَى ثَلاَثٍ: الثَّيِّبُ الزَّانِي، وَالنَّفْسُ بِالنَّفْسِ، وَالتَّارِكُ لِدِيْنِهِ الْمُفَارِقُ لِلْجَمَاعَةِ. رواه البخاري ومسلم.

Dari Ibnu Mas’ud Radhiallahu ‘anhu: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidak halal darah seorang muslim kecuali karena tiga perkara: (1)orang yang sudah menikah kemudian berzina, (2)orang yang membunuh jiwa orang lain, (3)orang yang meninggalkan agamanya (murtad) memisahkan diri dari jama’ah” (HR. Bukhari dan Muslim).

HADITS KELIMA BELAS

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ. رواه البخاري ومسلم.

Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaknya ia berkata yang baik atau diam.
Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaknya memuliakan tetangganya.
Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaknya memuliakan tamunya” (HR. Bukhari dan Muslim).

HADITS KEENAM BELAS

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ أَنَّ رَجُلاً قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ: أَوْصِنِيْ، قَالَ (لاَتَغْضَبْ) فَرَدَّدَ مِرَارًا، قَالَ: (لاَتَغْضَبْ). رواه البخاري.

Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu: “Ada seorang berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam: “Berwasiatlah kepadaku!”
Rasulullah bersabda: “Janganlah engkau marah !”
Orang tersebut kembali bertanya berulang-ulang kali maka beliau menjawab: “Janganlah engkau marah !” (HR. Bukhari).

HADITS KETUJUH BELAS

عَنْ أَبِيْ يَعْلَى شِدَادُ بْنِ أَوْسٍ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِنَّ اللهَ كَتَبَ اْلإِحْسَانَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ، فَإِذَا قَتَلْتُمْ فَأَحْسِنُوْا الْقِتْلَةَ، وَإِذَا ذَبَحْتُمْ فَأَحْسِنُوْا الذَّبْحَةَ، وَلْيُحِدَّ أَحَدُكُمْ شَفْرَتَهُ وَلْيُرِحْ ذَبِيْحَتَهُ. رواه ومسلم.

Dari Abu Ya’la Syaddad bin Aus Radhiallahu ‘anhu: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya Allah menetapkan perbuatan baik untuk segala sesuatu.
Apabila kalian membunuh atau menyembelih sembelihan hendaknya membaguskan sembelihannya, hendaknya dengan dipertajam pisaunya dan diberi ketenangan kepada hewan sembelihannya itu” (HR.Muslim ).

HADITS KEDELAPAN BELAS

عَنْ أَبِيْ ذَرٍّ جُنْدُبِ بْنِ جَنَادَةَ، وَأَبِيْ عَبْدِ الرَّحْمنِ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُمَا عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ. رواه الترمذي وقال: حديث حسن، وفي بعض النسخ: حسن صحيح.

Dari Abu Dzar Jundub bin Junadah dan Abi Abdurrahman Muadz bin Jabal Radhiallahu ‘anhuma Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Bertaqwalah kepada Allah di manapun engkau berada.
Iringilah perbuatan jelekmu dengan kebaikan yang akan menghapusnya.
Bergaullah dengan manusia dengan akhlak yang baik” (HR. Tirmidzi beliau berkata: Hadits Hasan, dalam satu nukhshah: Hasan shahih).

HADITS KESEMBILAN BELAS

عَنْ أَبِي الْعَبَّاسِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُمَا قَالَ: “كُنْتُ خَلْفَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمًا، فَقَالَ: يَا غُلاَمُ، إِنِّيْ أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ: اِحْفَظِ اللهَ يَحْفَظُكَ، اِحْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ، إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ الله، وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللهِ، وَاعْلَمْ أَنَّ اْلأُمَّةَ لَوِ اجْتَمَعَتْ عَلَى أَنْ يَنْفَعُوْكَ بِشَيْئٍ لَمْ يَنْفَعُوْكَ إِلاَّ بِشَيْئٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ لَكَ، وَإِنِ اجْتَمَعُوْا عَلَى أَنْ يَّضُرُّوْكَ بِشَيْئٍ لَمْ يَضُرُّوْكَ إِلاَّ بِشَيْئٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ عَلَيْكَ، رُفِعَتِ اْلأَقْلاَمُ وَجَفَّتِ الصُّحُفُ. رواه الترمذي وقال: حديث حسن صحيح.
وفي رواية غير الترمذي: “إِحْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ أَمَامَكَ، تَعَرَّفْ إِلَى الله فِي الرَّخَاءِ يَعْرِفْكَ فِي الشِّدَّةِ، وَاعْلَمْ أَنَّ مَا أَخْطَأَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُصِيْبَكَ، وَمَا أَصَابَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُخْطِئَكَ، وَاعْلَمْ أَنَّ النَّصْرَ مَعَ الصَّبْرِ، وَأَنَّ الْفَرَجَ مَعَ الْكَرْبِ، وَأَنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا.

Dari Abul Abbas Abdullah bin Abbas Radhiallahu ‘anhuma: “Pada suatu hari aku pernah berada di belakang Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, beliaupun berkata: “Wahai anak muda aku akan mengajari engkau beberapa kalimat:
Jagalah agama Allah niscaya engkau akan dijaga oleh-Nya. Jagalah agama Allah niscaya engkau akan mendapati Allah dihadapanmu.
Apabila engkau minta, mintalah kepada Allah dan apabila mau minta tolong, minta tolonglah kepada Allah.
Ketahuilah jika seluruh umat bersepakat untuk memberi satu manfaat untukmu maka mereka tidak akan bisa melakukannya kecuali dengan sesuatu yang telah ditetapkan oleh Allah.
Kalau mereka berkumpul hendak menimpakan suatu kejelekan atasmu maka mereka tidak akan bisa melakukannya kecuali dengan sesuatu yang telah ditetapkan oleh Allah.
Telah diangkat pena dan telah kering buku catatan” (HR. Tirmidzi ia berkata Hadits Hasan Shahih).
Dalam riwayat selain Tirmidzi: “Jagalah agama Allah niscaya engkau akan mendapati Allah dihadapanmu.
Kenalilah Allah dalam keadaan lapang niscaya Dia akan mengenalmu ketika kamu dalam keadaan susah.
Ketahuilah apa yang ditaqdirkan itu tidak mengenaimu, niscaya itu tidak akan kau dapatkan, dan apa yang ditaqdirkan itu menimpamu maka hal tersebut tidak akan meleset.
Ketahuilah kemenangan itu dengan kesabaran, kelapangan itu bersama kesusahan dan kemudahan itu bersama kesulitan”.

HADITS KEDUA PULUH

عَنْ أَبِيْ مَسْعُوْدِ عُقْبَةَ بْنِ عَمْرِو اْلأَنْصَرِيِّ الْبَدْرِي رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ: ((إِنَّ مِمَّا أَدْرَكَ النَّاسُ مِنْ كَلاَمِ النُّبُوَّةِ اْلأُوْلَى: إِذَا لَمْ تَسْتَحِ فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ”. رواه البخاري.

Dari Abi Mas’ud ‘Uqbah bin Amir al Anshari al Badri Radhiallahu ‘anhu: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya perkara yang didapati manusia dari ucapan nubuwah yang pertama adalah: “Jika kalian tidak punya rasa malu maka lakukanlah apa yang kalian mau” (HR. Bukhari).

HADITS KEDUA PULUH SATU

عَنْ أَبِيْ عَمْرِو – وَقِيْلَ أَبِيْ عُمْرَةَ – سُفْيَانَ بْنِ عَبْدِاللهِ الثَّقَفِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُوْلَ الله! قُلْ لِيْ فِي اْلإِسْلاَمِ قَوْلاً، لاَ أَسْأَلُ عَنْهُ أَحَدًا غَيْرَكَ، قَالَ: “قُلْ آمَنْتُ بِاللهِ ثُمَّ اسْتَقِمْ”. رواه مسلم.
Dari Abi Amr – ada yang menyatakan pula Abi Umrata- Sufyan bin Abdullah Radhiallahu ‘anhu: Aku berkata kepada Rasulullah: “Wahai Rasulullah sampaikanlah kepadaku satu perkataan yang aku tidak akan bertanya lagi setelahnya kepada selainmu.
Rasulullah bersabda: “Katakanlah Aku beriman kepada Allah kemudian istiqamahlah” (HR. Muslim).

HADITS KEDUA PULUH DUA

عَنْ أَبِيْ عَبْدِ اللهِ جَابِرٍ بْنِ عَبْدِاللهِ اْلأَنْصَارِيْ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُمَا أَنَّ رَجُلاً سَأَلَ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: أَرَأَيْتَ إِذَا صَلَّيْتَ الْمَكْتُوْباَتِ، وَصُمْتُ رَمَضَانَ، وَأَحْلَلْتَ الْحَلاَلَ وَحَرَّمْتَ الْحَرَامَ وَلَمْ أَزِدْ عَلَى ذَلِكَ شَيْئًا، أَأَدْخُلِ الْجَنَّةَ؟ قَالَ: “نَعَمْ”. رواه مسلم. وَمَعْنَى حَرَّمْتُ الْحَرَامَ: اجْتَنَيْتُهُ، وَمَعْنَى أَحْلَلْتُ الْحَلاَلَ: فَعَلْتُهُ مُعْتَمِدًا حَلَّهُ.

Dari Abu Abdillah Jabir bin Abdullah al Anshari Radhiallahu ‘anhu: “Ada seseorang yang bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dia berkata: “Apa pendapatmu jika aku shalat wajib, berpuasa bulan Ramadhan, menghalalkan yang halal, mengharamkan yang haram. Dan aku tidak menambah yang lainnya, apakah aku bisa masuk surga? Rasulullah menjawab: “Ya” (HR. Muslim).
Makna mengharamkan yang haram adalah aku menjauhinya, makna menghalalkan yang halal adalah aku melaksanakannya dengan keyakinan halalnya hal tersebut.

HADITS KEDUA PULUH TIGA

عَنْ أَبِيْ مَالِكٍ بْنِ عَاصِمٍ اْلأَشْعَرِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ:قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: الطَّهُوْرُ شَطْرُ اْلإِيْمَانِ، وَالْحَمْدُ ِللهِ تَمْلأُ الْمِيْزَانَ، وَسُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ ِللهِ تَمْلآنِ – أَوْ تَمْلأُ – مَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَاْلأَرْضِ، وَالصَّلاَةُ نُوْرٌ، وَالصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ، وَالصَّبْرُ ضِيَاءٌ، وَالْقُرْآنُ حُجَةٌ لَكَ أَوْ عَلَيْكَ. كُلُّ النَّاس يَغْدُوْ. فَبَائِعٌ نَفْسَهُ، فَمُعْتِقُهَا أَوْ مُوْبِقُهَا”. رواه مسلم.

Dari Abi Malik Al Harits bin al Asy’ari Radhiallahu ‘anhu: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Bersuci adalah sebagian dari Iman
Ucapan ‘alhamdulillah’ memenuhi timbangan.
Ucapan ‘subhanallah’ dan ‘alhamdulillah’ keduanya memenuhi antara langit dan bumi.
Shalat adalah cahaya.
Shadaqah adalah burhan (penjelas).
Sabar adalah sinar.
Al Qur’an adalah hujjah bagimu atau hujjah atasmu.
Semua manusia itu berusaha, ada yang menjual dirinya untuk membebaskannya dan adapula yang mencelakakannya” (HR. Muslim).

HADITS KEDUA PULUH EMPAT

عَنْ أَبِيْ ذَرٍّ الْغِفَارِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فِيْمَا يَرْوِيْهِ عَنْ رَبِّهِ عَزَّ وَجَلَّ أَنَّهُ قَالَ: يَاعِبَادِيْ إِنِّيْ حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلَى نَفْسِيْ وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّمًا فَلاَ تَظَالَمُوْا. يَاعِبَادِيْ كُلُّكُمْ ضَالٌّ إِلاَّ مَنْ هَدَيْتُهُ فَاسْتَهْدُوْنِيْ أَهْدِكُمْ. يَاعِبَادِيْ كُلُّكُمْ جَائِعٌ إِلاَّ مَنْ أَطْعَمْتُهُ فَاسْتَطْعِمُوْنِيْ أَطْعِمْكُمْ. يَاعبادي كُلُّكُمْ عَارٍ إِلاَّ مَنْ كَسَوْتُهُ فَاسْتَكْسُوْنِيْ أَكْسُكُمْ. يَاعِبَادِيْ إِنَّكُمْ تُخْطِئُوْنَ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَأَنَا أَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعًا فَاسْتَغْفِرُوْنِيْ أَغْفِرُلَكُمْ. يَاعِبَادِيْ إِنَّكُمْ لَنْ تَبْلُغُوْا ضُرِّيْ فَتَضُرُّوْنِيْ وَلَنْ تَبْلُغُوْا نَفْعِيْ فَتَنْفَعُوْنِيْ. يَاعِبَادِيْ لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كاَنُوْا عَلَى أَتْقَى قَلْبِ رَجُلٍ وَاِحٍد مِنْكُمْ مَازَادَ ذَلِكَ فِيْ مُلْكِيْ شَيْئًا. يَاعِبَادِيْ لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كاَنُوْا عَلَى أَفْجَرِ قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ مَا نَقَصَ ذَلِكَ فِيْ مُلْكِيْ شَيْئًا. يَاعِبَادِيْ لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ قَامُوْا فِيْ صَعِيْدٍ وَاحِدٍ فَسَأَلُوْنِيْ فَأَعْطَيْتُ كُلُّ إِنْسَانٍ مَسْأَلَتَهُ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِمَّا عِنْدِيْ إِلاَّ كَمَا يَنْقُصُ الْمِخْيَطُ إِذَا أُدْخِلَ الْبَحْرِ. يَاعِبَادِيْ إِنَّمَا هِيَ أَعْمَالُكُمْ أُحْصِيْهَا لَكُمْ، ثُمَّ أُوَفِّيْكُمْ إِيَّاهَا. فَمَنْ وَجَدَ خَيْرًا فَلْيَحْمَدِ اللهَ. وَمَنْ وَجَدَ غَيْرَ ذَلِكَ فَلاَ يَلُوْمَنَّ إِلاَّ نَفْسَهُ. رواه مسلم.

Dari Abu Dzar al Ghifari Radhiallahu ‘anhu Dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam ketika meriwayatkan dari Rabbnya, Allah berfirman: “Wahai hamba-Ku, Aku telah mengharamkan perbuatan zhalim (semena-mena) atas diri-Ku kemudian aku jadikan perbuatan tersebut haram diantara kalian maka janganlah kalian saling berbuat zhalim.
Wahai hamba-Ku kalian semua adalah sesat kecuali yang Aku beri hidayah, maka minta hidayahlah kepada-Ku.
Wahai hamba-Ku kalian semua dalam keadaan lapar, kecuali orang yang Aku beri makan, maka minta makanlah kepada-Ku niscaya Aku akan memberimu makan.
Wahai hamba-Ku kalian semua dalam keadaan telanjang kecuali orang yang Aku beri pakaian, maka mintalah pakaian kepada-Ku niscaya Aku akan memberinya.
Wahai hamba-Ku sesungguhnya kalian selalu berbuat salah siang dan malam dan Aku mengampuni semua dosa, maka minta ampunlah kepada-Ku niscaya Aku akan mengampunimu.
Wahai hamba-Ku sungguh kalian tidak akan mendapat satu kejelekan kemudian ditimpakkan kepada-Ku dan tidak bisa mendapatkan manfaat untuk diberikan kepada-Ku.
Wahai hamba-Ku kalau saja dari awal kalian sampai akhirnya, manusia dan jinnya berada di hati seorang yang paling taqwa, hal tersebut tidak menambah kerajaan-Ku.
Wahai hamba-Ku jika orang awal kalian dan akhirnya, manusia dan jinnya berada di hati seorang yang paling fajir hal tersebut tidak mengurangi kerajaan-Ku sedikitpun.
Wahai hamba-Ku jika orang awal kalian dan akhirnya, manusia dan jinnya berada di satu tempat meminta kepada-Ku akan Aku beri permintaan tiap orang tersebut dan hal tersebut tidak akan mengurangi apa yang ada pada-Ku kecuali seperti jarum yang dimasukkan ke lautan.
Wahai hamba-Ku itulah amalan kalian aku hitungkan dan disempurnakan bagi kalian, barangsiapa yang mendapati kebaikan bertahmidlah kepada Allah dan barangsiapa yang mendapati selain itu janganlah mencerca kecuali kepada dirinya. (HR. Muslim).

HADITS KEDUA PULUH LIMA

عَنْ أَبِيْ ذَرٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ نَاسًا مِنْ أَصْحَابِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالُوْا لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: يَارَسُوْلَ اللهِ ذَهَبَ أَهْلُ الدُّثُوْرِ بِاْلأُجُوْرِ، يُصَلُّوْنَ كَمَا نُصَلِّيْ، وَيَصُوْمُوْنَ كَمَا نَصُوْمُ، وَيَتَصَدَّقُوْنَ بِفُضُوْلِ أَمْوَالِهِمْ. قَالَ: أَوَ لَيْسَ قَدْ جَعَلَ اللهُ لَكُمْ مَا تَصَدَّقُوْنَ؟ إِنَّ بِكُلِّ تَسْبِيْحَةٍ صَدَقَةً، وَكُلِّ تَكْبِيْرَةٍ صَدَقَةً، وَكُلِّ تَحْمِيَْةٍ صَدَقَةً، وَكُلِّ تَهْلِيْلَةٍ صَدَقَةً، وَأَمْرٍ بِالْمَعْرُوْفِ صَدَقَةً، وَنَهْيٌ عَنْ مُنْكَرٍ صَدَقَةً، وَفِيْ بُضْعِ أَحَدِكُمْ صَدَقَةً. قَالُوْا: يَارَسُوْلَ اللهِ أَيَأْتِيْ أَحَدُنَا شَهْوَتَهُ وَيَكُوْنُ لَهُ فِيْهَا أَجْرٌ ؟ قَالَ: أَرَأَيْتُمْ لَوْ وَضَعَهَا فِيْ حَرَامٍ أَكَانَ عَلَيْهِ وِزْرٌ؟ فَكَذَلِكَ إِذَا وَضَعَهَا فِي الْحَلاَلِ كَانَ لَهُ أَجْرٌ. رواه مسلم.

Dari Abu Dzar Radhiallahu ‘anhu juga: Ada sekelompok shahabat Rasulullah berkata kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam: “Wahai Rasulullah telah mengungguli kami orang kaya dalam masalah pahala, mereka shalat sebagaimana kami shalat, mereka berpuasa sebagaimana kami puasa, tapi mereka bisa bershadaqah dengan kelebihan harta mereka”.
Rasulullah bersabda: “Bukankah Allah telah menetapkan sesuatu bagi kalian untuk bershadaqah, sesungguhnya setiap tasbih adalah shadaqah, setiap takbir adalah shadaqah, setiap tahmid adalah shadaqah, setiap tahlil adalah shadaqah, amar ma’ruf adalah shadaqah, nahi munkar adalah shadaqah, dan berjima’ (bersetubuh) dengan istri kalian juga shadaqah.
Mereka berkata: “Wahai Rasulullah, apakah jika salah seorang kami menunaikan syahwatnya termasuk shadaqah?
Rasulullah menjawab: “Apa pendapatmu jika dia meletakkannya pada tempat yang haram bukankah itu dosa? Demikian pula jika ia melakukannya di tempat yang halal maka baginya pahala” (HR. Muslim).

HADITS KEDUA PULUH ENAM

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:كُلُّ سُلاَمَى مِنَ النَّاسِ عَلَيْهِ صَدَقَةٌ، كُلُّ يَوْمٍ تَطْلُعُ فِيْهِ الشَّمْسُ: تَعْدِلُ بَيْنَ اْلإِثْنَيْنِ صَدَقَةٌ، وَتُعِيْنُ الرَّجُلَ فِيْ دَابَّتِهِ فَتَحْمِلُهُ عَلَيْهَا أَوْ تَرْفَعُ لَهُ عَلَيْهَا مَتَاعَهُ صَدَقَةٌ، وَالْكَلِمَةُ الطَّيِّبَةُ صَدَقَةٌ، وَبِكُلِ خُطْوَةٍ تَمْشِيْهَا إِلَى الصَّلاَةِ صَدَقَةٌ، وَتُمِيْطُ اْلأَذَى عَنِ الطَّرِيْقِ صَدَقَةٌ. رواه البخاري ومسلم.

Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Seluruh sendi manusia setiap harinya bershadaqah.
Setiap terbit matahari ia mendamaikan dua orang manusia adalah shadaqah.
Membantu orang lain pada tunggangannya dengan mengangkatkan keatasnya atau mengangkatkan barang miliknya adalah shadaqah.
Perkataan yang baik adalah shadaqah.
Setiap langkah yang ia langkahkan menuju shalat adalah shadaqah.
Menyingkirkan gangguan dari jalan juga shadaqah”. (HR. Bukhari dan Muslim).

HADITS KEDUA PULUH TUJUH

عَنِ النَّوَّاسِ بْنِ سَمْعَانَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: اَلْبِرُّ حُسْنُ الْخُلُقِ، وَاْلإِثْمُ: مَا حَاكَ فِيْ صَدْرِكَ وَكَرِهْتَ أَنْ يَطَّلِعَ عَلَيْهِ النَّاسُ. رواه مسلم.
وَعَنْ وَابِصَةَ بْنِ مَعْبَدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: أَتَيْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: جِئْتُ تَسْأَلُ عَنِ الْبِرِّ؟ قُلْتُ: نَعَمْ، فَقَالَ: إِسْتَفْتِ قَلْبَكَ، اَلْبِرُّ: مَااطْمَأَنَّتْ إِلَيْهِ النَّفْسُ وَاطْمَأَنَّ إِلَيْهِ الْقَلْبُ، وَاْلإِثْمُ: مَاحَاكَ فِي النَّفْسِ وَتَرَدَّدَ فِي الصَّدْرِ وَإِنْ أَفْتَاكَ النَّاسُ وَأَفْتَوْكَ. حديث حسن رويناه في مسندي الإمام أحمد بن حنبل والدارمي بإسناد حسن.

Dari Nawas bin Sam’an Radhiallahu ‘anhu: “Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Berbuat baik adalah akhlak yang terpuji, sedangkan dosa adalah apa yang ada di dalam dirimu dimana engkau takut orang lain mengetahuinya” (HR. Muslim).
Dari Wabishah bin Ma’bad Radhiallahu ‘anhu: “Aku datang kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda: “Apakah engkau datang untuk bertanya tentang kebaikan?”
Aku jawab: “Ya”.
Beliau bersabda: “Mintalah fatwa kepada dirimu, kebajikan itu apa yang tentram di jiwa dan di hati.
Adapun dosa adalah apa yang ada di dalam jiwa terasa bimbang walaupun manusia berfatwa” (Hadits Hasan, kami riwayatkan dalam musnad dua Imam Ahmad dan Imam Ad Darimi dengan sanad yang hasan.)

HADITS KEDUA PULUH DELAPAN

عَنْ أَبِيْ نُجَيْحِ الْعِرْبَاضِيِّ بْنِ سَارِيَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: وَعَظَنَارَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَوْعِظَةَ مُوَدِّعٍ وَجِلَتْ مِنْهَا الْقُلُوْبُ وَذَرفَتْ مِنْهَا الْعُيُوْنُ، فَقُلْنَا: يَارَسُوْلَ الله، كَأَنَّهَا مَوْعِظَةُ مُوَدِّعٍ فَأَوْصِنَا، قَالَ: أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ تَأَمَّرَ عَلَيْكُمْ عَبْدٌ، فَإِِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيَرَى اِخْتِلاَفاً كَثِيْراً، فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِيْ وَسُنَّةِ خُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ الْمَهْدِيِّيْنَ، عَضُّوْا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ، وَإِيَّاكُمْ وَمُحَدَّثَاِت اْلأُمُوْرِ، فَإِنَّ كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ”. رواه أبو داود والترمذي وقال: حديث حسن صحيح.

Dari Abu Najih ‘Irbad bin Sariyah Radhiallahu ‘anhu: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam memberi nasehat kepada kami yang menggetarkan hati dan mengeluarkan air mata.
Kami katakan: “Wahai Rasulullah ini seperti layaknya nasehat orang yang akan berpisah, berilah kami wasiat wahai Rasulullah.
Beliau bersabda: “Aku wasiatkan kepada kalian untuk bertaqwa kepada Allah, dengar dan taatlah walau yang memerintah kalian adalah hamba dari habasyi (Ethiophia), karena barangsiapa yang hidup diantara kalian setelahku niscaya akan melihat perpecahan yang banyak.
Berpeganglah dengan sunnahku dan sunnah para khulafaur rasyidin yang diberi petunjuk, gigitlah dengan gigi-gigi geraham kalian, dan hati-hati kalian dari perkara yang diada-adakan (dalam agama) karena semua bid’ah adalah sesat” (HR. Tirmidzi dan Abu Dawud, Tirmidzi berkata: Hadits Hasan Shahih).

HADITS KEDUA PULUH SEMBILAN

عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قُلْتُ: يَارَسُوْلَ اللهِ، أَخْبِرْنِيْ بِعَمَلٍ يُدْخِلُنِيْ الْجَنَّةَ وَيُبَاعِدُنِيْ عَنِ النَّارِ، قَالَ: لَقَدْ سَأَلْتَ عَنْ عَظِيْمٍ، وَإِنَّهُ لَيَسِيْرٌ عَلَى مَنْ يَسَّرَهُ اللهُ تَعَالَى عَلَيْهِ: تَعْبُدُ اللهَ لاَ تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا، وَتُقِيْمُ الصَّلاَةَ، وَتُؤْتِي الزَّكَاةَ، وَتَصُوْمُ رَمَضَانَ وَتَحُجُّ الْبَيْتَ. ثم قال: أَلاَ أَدُلُّكَ عَلَى أَبْوَابِ الْخَيْرِ؟ اَلصَّوْمُ جُنَّةٌ، وَالصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الْخَطِيْئَةَ كَمَا يُطْفِئُ الْمَاءُ النَّارَ، وَصَلاَةُ الرَّجُلِ فِيْ جَوْفِ اللَّيْلِ. ثُمَّ تَلاَ- تَتَجَافَى جُنُوْبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ – حَتَّى بَلَغَ – يَعْمَلُوْنَ – ثُمَّ قَالَ: أَلاَ أُخْبِرُكَ بِرَأْسِ اْلأَمْرِ وَعَمُوْدِهِ وَذِرْوَةِ سَنَامِهِ؟ قُلْتُ: بَلَى يَارَسُوْلَ اللهِ، قَالَ: رَأْسُ اْلأَمْرِ اْلإِسْلاَمُ، وَعَمُوْدُهُ الصَّلاَةَ، وَذَرْوَةُ سَنَامِهِ الْجِهَادُ، ثُمَّ قَالَ: أَلاَ أُخْبِرُكَ بِمَلاَكِ ذَلِكَ كُلِّهِ؟ قُلْتُ: بَلَى يَارَسُوْلَ اللهِ، فَأَخَذَ بِلِسَانِهِ وَقَالَ: كُفَّ عَلَيْكَ هَذَا. قُلْتُ: يَانَبِيَّ اللهِ، وَإِنَّا لَمُؤَاخَذُوْنَ بِمَا نَتَكَلَّمُ بِهِ؟ فَقَالَ: ثَكِلَتْكَ أَمُّكَ، وَهَلْ يَكُبُّ النَّاسُ فِي النَّارِ عَلَى وُجُوْهِهِمْ – أَوْ: عَلَى مَنَاخِرِهِمْ – إِلاَّ حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِمْ. رواه الترمذي وقال: حسن صحيح.

Dari Muadz bin Jabal Radhiallahu ‘anhu telah berkata: “Aku telah berkata: “Ya Rasulullah beritahukanlah padaku suatu amalan yang dapat memasukkanku ke surga dan menjauhkanku dari neraka”.
Nabi menjawab: “Engkau telah bertanya tentang perkara yang besar, dan sesungguhnya itu adalah ringan bagi orang yang dimudahkan oleh Allah.
Engkau beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukannya dengan sesuatupun, mengerjakan shalat, membayar zakat, berpuasa Ramadhan, dan haji ke Baitullah.
Kemudian beliau berkata: “Maukah ketunjukkan pintu-pintu kebaikan?, puasa adalah perisai, shadaqah dapat menghapuskan kesalahan sebagaimana air dapat memadamkan api, dan seseorang yang shalat di tengah malam, kemudian (Rasulullah) membaca ayat: “(Lambung-lambung mereka jauh dari tempat tidur…hingga ayat… mereka mengamalkan)”
Rasulullah kemudian bersabda: “Maukah aku kabarkan kepalanya urusan, tiang dan puncaknya ?”
Aku katakan: “Ya, wahai Rasulullah”
Beliau bersabda: “Kepalanya satu urusan adalah Islam (syahadatain), tiangnya adalah shalat dan puncaknya adalah jihad fi sabilillah”.
Kemudian berkata lagi: “Maukah aku kabarkan inti dari semua itu?
Aku katakan: “Ya, wahai Rasulullah”.
Beliau memegang lisannya dan berkata: “Tahanlah lisanmu !!”
Aku katakan: “Wahai Rasulullah apakah kita akan diadzab karena ucapan yang kita ucapkan?
Rasulullah menjawab: “Tsakilatka umuk, bukankah manusia tersungkur ke neraka di atas hidung mereka tidak lain karena hasil dari ucapan mereka ?!. (HR. Tirmidzi beliau berkata: Hadits Hasan Shahih).

HADITS KETIGA PULUH

عَنْ أَبِيْ ثَعْلَبَةَ الْخُشْنِيِّ جُرْثُوْمِ بْنِ نَاشِرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِنَّ اللهَ تَعَالَى فَرَضَ فَرَائِضَ فَلاَ تُضَيِّعُوْهَا، وَحَدَّ حُدُوْدًا فَلاَ تَعْتَدُوْهَا، وَحَرَّمَ أَشْيَاءَ فَلاَ تَنْتَهِكُوْهَا، وَسَكَتَ عَنْ أَشْيَاءَ – رَحْمَةً لَّكُمْ غَيْرَ نِسْيَانٍ – فَلاَ تَبْحَثُوْا عَنْهَا. حديث حسن رواه الدارقطني وغيره.

Dari Abu Tsa’labah Al Khusyani Jursyum bin Nashir Radhiallahu ‘anhu: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Allah menetapkan kewajiban maka janganlah disia-siakan
Menetapkan had maka janganlah melampauinya.
Mengharamkan beberapa perkara maka jangan melanggarnya.
Mendiamkan beberapa masalah -sebagai rahmat bagi kalian bukan karena lupa- maka janganlah membahasnya” (HR. Daruqutni dan lainnya).

HADITS KETIGA PULUH SATU

عَنْ أَبِيْ الْعَبَّاسِ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ السَّاعِدِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: يَارَسُوْلَ اللهِ، دُلَّنِيْ عَلَى عَمَلٍ إِذَا عَمِلْتُهُ أَحَبَّنِي اللهُ وَأَحَبَّنِي النَّاسُ، فَقَالَ: إِزْهَدْ فِي الدُّنْيَا يُحِبُّكَ اللهُ وَازْهَدْ فِيْمَاعِنْدَ النَّاس يُحِبُّكَ النَّاسُ. حديث حسن رواه إبن هاجه وغيره بأسانيد حسنة.
Dari Abul Abbas Sahl bin Sa’ad As Sai’di Radiyallahu ’anhu: Seseorang datang kepada Rasulullah seraya berkata: “Tunjukkanlah kepadaku satu amalan jika aku mengamalkannya maka aku akan dicintai Allah dan manusia ?.
Rasulullah menjawab: “Zuhudlah di dunia niscaya engkau dicintai Allah.
Zuhudlah pada apa yang dimiliki manusia, niscaya akan dicintai manusia” (Hadits Hasan, Riwayat Ibnu Majah dan lainnya dengan sanad-sanad yang hasan).

HADITS KETIGA PULUH DUA

عَنْ أَبِيْ سَعَيْدٍ سَعْدِ بْنِ مَالِكٍ بْنِ سِنَانٍ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: لاَضَرَرَ وَلاَضِرَارَ. حديث حسن رواه إبن ماجه والدارقطني وغيرهما مسندا، ورواه مالك في المؤطا مرسلا عن عمرو بن يحيى عن أبيه عن النبي صلى الله عليه وسلم فأسقط أبا سعيد وله طرق يقوي بعضها بعضا.

Dari Abu Sa’id, Sa’ad bin Malik bin Sinan al Khudri Radhiallahu ’anhum: Rasulullah bersabda: “Janganlah mencelakakan orang lain dan jangan membalas kejelekan orang lain” Hadits Hasan, (HR. Ibnu Majah, Ad Daruqutni, dan selain keduanya dengan musnad, diriwayatkan Malik dalam al Muwatha’ dengan mursal dari ‘Amr bin Yahya dari bapaknya dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau tidak menyebut Abu Sa’id, dan hadits ini banyak jalannya yang saling menguatkan).

HADITS KETIGA PULUH TIGA

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: لَوْ يُعْطَى النَّاسُ بِدَعْوَاهُمْ لاَدَّعَى رِجَالٌ أَمْوَالَ قَوْمٍ وَدِمَاءَهُمْ، وَلَكِنَّ الْبَيِّنَةُ عَلَى الْمُدَّعِيْ وَالْيَمِيْنُ عَلَى مَنْ أَنْكَرَ). حديث حسن رواه البيهقي وغيره هكذا وبعضه في الصحيحين.

Dari Ibnu Abbas Radhiallahu ‘anhuma bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Seandainya manusia diberi (dipenuhi) setiap tuntutannya niscaya akan ada orang-orang yang menuntut darah dan harta orang lain (seenaknya), akan tetapi bukti (saksi) harus dibawa oleh orang yang menuntut dan sumpah (bisa dilakukan) oleh orang yang mengingkari tuntutannya”. (Hadits Hasan, Diriwayatkan oleh Baihaqi dan lainnya demikian pula, dan sebagiannya dalam Ash shahihain)

HADITS KETIGA PULUH EMPAT

عَنْ أَبِيْ سَعِيْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ، وَذَلِكَ أَضْعَفُ اْلإِيْمَانِ. رواه مسلم.

Dari Abi Sa’id al Khudry Radhiallahu ‘anhu ia berkata: aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang diantara kalian melihat satu kemungkaran hendaklah merubah dengan tangannya.
jika tidak mampu maka dengan lisannya.
jika tidak mampu maka dengan hatinya, dan itulah selemah-lemahnya Iman” (HR. Muslim).
HADITS KETIGA PULUH LIMA

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ:قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لاَ تَحَاسَدُوْا، وَلاَ تَنَاجَشُوْا، وَلاَ تَبَاغَضُوْا، وَلاَ تَدَابَرُوْا، وَلاَ يَبِيْعُ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ، وَكُوْنُوْا عِبَادَ اللهِ إِخْوَاًنا. اَلْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ، لاَ يَظْلِمُهُ، وَلاَ يَكْذِبُهُ، وَلاَ يَحْقِرُهُ. التَّقْوَى هَهُنَا – وَيُشِيْرُ إِلَى صَدْرِهِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ – بِحَسْبِ امْرِئٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ. كُلُّ الْمُسْلِم عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ: دَمُهُ وَمَالُهُ وَعِرْضُهُ. رواه مسلم.

Dari Abi Hurairah Radhiallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Janganlah kalian saling hasad, janganlah saling menipu, saling menjauhi, dan janganlah membeli (barang) yang hendak dibeli orang lain, jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersudara, seorang muslim adalah saudara muslim yang lain, tidak boleh ia menzhaliminya, enggan membelanya, tidak boleh mendustai dan menghinanya.
Taqwa itu disini, beliau seraya mengisyaratkan ke dadanya tiga kali.
Cukuplah dianggap sebagai kejahatan bagi seseorang jika ia menghina saudaranya yang muslim. Setiap muslim bagi muslim yang lain adalah haram darahnya, harta dan kehormatannya” (HR. Muslim).

HADITS TIGA PULUH ENAM

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللهُ فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ، وَاللهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِيْ عَوْنِ أَخِيْهِ. وَمَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيْقًا إِلَى الْجَنَّةِ. وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِيْ بَيْتٍ مِنْ بُيُوْتِ اللهِ يَتْلُوْنَ كِتَابَ اللهِ وَيَتَدَارَسُوْنَهُ بَيْنَهُمْ، إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِيْنَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيْمَنْ عِنْدَهُ، وَمَنْ بَطَّأَ بِهِ عَمَلُهُ لَمْ يُسْرَعْ بِهِ نَسَبُهُ. رواه مسلم بهذا اللفظ.

Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam ia bersabda: “Barangsiapa yang melepaskan dari kalangan mukminin satu kesulitan dari jenis kesulitan-kesulitan dunia, pasti Allah akan melepaskan darinya satu kesulitan dari jenis kesulitan-kesulitan di hari kiamat.
Barang siapa yang memudahkan orang yang tertimpa kesukaran pasti Allah akan memudahkan (urusannya) di dunia dan akhirat.
Barang siapa yang menutupi aib saudaranya pasti Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat.
Allah akan menolong seorang hamba selama hamba tersebut menolong saudaranya.
Barangsiapa menempuh satu jalan untuk menuntut ilmu pasti Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.
Tidaklah suatu kaum berkumpul di suatu rumah dari rumah-rumah Allah membaca dan mempelajari kitab Allah diantara mereka, kecuali turun kepada mereka sakinah dan mereka diliputi rahmat dan dinaungi malaikat, Allah menyebut mereka di majlis-Nya.
Barangsiapa yang lambat amalannya tidak akan cepat bagiannya” (HR. Muslim).

HADITS KETIGA PULUH TUJUH

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيْمَا يَرْوِيْهِ عَنْ رَبِّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى قَالَ: إِنَّ اللهَ كَتَبَ الْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ ثُمَّ بَيَّنَ ذَلِكَ: فَمَنْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا اللهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً وَاحِدَةً، وَإِنْ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَ اللهُ عِنْدَهُ عَشْرَ حَسَنَاتٍ إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ إِلَى أَضْعَافٍ كَثِيْرَةٍ، وَإِنْ هَمَّ بِسَيِّئَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا اللهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً، وَإِنْ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللهُ سَيِّئَةً وَاحِدَةً. رواه البخاري ومسلم في صحيحيهما بهذه الحروف.

Dari Ibnu Abbas Radhiallahu ‘anhu dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, meriwayatkan dari Rabbnya Tabaraka wa Ta’ala: “Sesungguhnya Allah menetapkan kebaikan dan kesalahan kemudian menerangkannya.
Barangsiapa yang ingin melakukan amalan baik dan ia tidak jadi melakukannya maka Allah menulis untuknya sebagai satu kebaikan.
Jika ia berniat kebaikan kemudian mengamalkannya maka Allah akan menuliskan untuknya sepuluh kebaikan sampai tujuh ratus kali lipat dan sampai kelipatan yang banyak.
Namun jika berniat kejelekan dan tidak melakukannya Allah tuliskan baginya sebagai satu kebaikan yang sempurna.
Jika berniat jelek dan ia melakukannya Allah tuliskan sebagai satu kejelekan untuknya” (HR. Bukhari Muslim dalam shahih keduanya dengan lafadz seperti ini).

HADITS KETIGA PULUH DELAPAN

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ اللهَ تَعَالَى قَالَ: مَنْ عَادَى لِيْ وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ، وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِيْ بِشَيْئٍ أَحَبُّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُهُ عَلَيْهِ، وَمَا يَزَالُ عَبْدِيْ يَتَقَرَّبَ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ، فَإِذَا أَحْبَبَتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِيْ يَسْمَعُ بِهِ وَبَصَرَهُ الَّذِيْ يُبْصِرُ بِهِ وَيَدَهُ الَّتِيْ يَبْطِشُ بِهَا وَرِجْلَهُ الَّتِيْ يَمْشِيْ بِهَا، وَإِنْ سَأَلَنِيْ أَعْطَيْتُهُ وَلَئِن اسْتَعَاذَنِيْ لأُعِيْذَنَّهُ. رواه البخاري.

Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman: “Barangsiapa yang memusuhi wali-Ku maka Aku telah mengumumkan perang dengannya.
Tidaklah seorang hamba bertaqarrub (mendekatkan diri) kepadaku yang lebih Aku cintai selain bertaqarrub dengan perkara yang wajib.
Terus menerus seorang hamba bertaqarrub kepada-Ku dengan perkara-perkara sunnah hingga Aku mencintainya.
Kalau Aku sudah cinta kepadanya maka Aku adalah pendengarannya yang mendengar dengannya, pandangannya yang dengannya ia memandang, tangannya yang dengannya ia memukul dan kakinya yang dengannya ia berjalan, kalau meminta niscaya Aku akan memberinya dan jika minta perlindungan niscaya Aku akan melindunginya” (HR. Bukhari).

HADITS KETIGA PULUH SEMBILAN

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِنَّ اللهَ تَجَاوَزَ لِيْ عَنْ أُمَّتِيْ: اَلْخَطَأَ وَالنِّسْيَانَ وَمَا اسْتُكْرِهُوْا عَلَيْهِ. حديث حسن رواه ابن ماجة والبيهقي وغيرهما.

Dari Ibnu Abbas Radhiallahu ‘anhuma: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Allah akan memaafkan kesalahan seorang hamba karena keliru, lupa, atau dipaksa” (Hadits Hasan riwayat Ibnu Majah dan Baihaqi serta selain keduanya).

HADITS KEEMPAT PULUH

عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: أَخَذَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمَنْكِبِيْ فَقَالَ: كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيْبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيْلٍ. وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا يَقُوْلُ: إِذَا أَمْسَيْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ الصَّبَاحَ، وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ الْمَسَاءَ، وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ. رواه البخاري.

Dari Ibnu Umar Radhiallahu ‘anhuma: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam memegang dua pundakku dan berkata: “Jadilah engkau di dunia seperti orang asing atau orang yang sedang numpang lewat”.
Ibnu Umar berkata: “Apabila di sore hari janganlah menunggu pagi hari (untuk beramal shalih), dan ketika pagi hari janganlah menunggu sore hari.
Ambillah kesempatan masa sehatmu sebelum sakitmu, dan ambil kesempatan waktu hidupmu sebelum datang waktu matimu” (HR. Bukhari).

HADITS KEEMPAT PULUH SATU

عَنْ أَبِيْ مُحَمَّدٍ عَبْدِ اللهِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لاَيُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يَكُوْنَ هَوَاهُ تَبَعًا لِمَا جِئْتُ بِهِ. حديث صحيح رويناه في كتاب الحجة بإسناد صحيح.

Dari Abu Muhammad Abdullah bin Amr bin Ash Radhiallahu ‘anhuma: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidaklah sempurna iman salah seorang kalian sampai hawa nafsunya mengikuti apa yang dibawa olehku” (Hadits Hasan Shahih, diriwayatkan dalam kitabul hujjah dengan sanad yang shahih).

HADITS KEEMPAT PULUH DUA

عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: قَالَ تَعَالَى: يَاابْنَ آدَمَ، إِنَّكَ مَادَعَوْتَنِيْ وَرَجَوْتَنِيْ غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَا كَانَ مِنْكَ وَلاَ أُبَالِيْ، يَاابْنَ آدَمَ، لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوْبُكَ عَنَانَ السَّمَاءِ ثُمَّ اسْتَغْفَرْتَنِيْ غَفَرْتُ لَكَ. يَاابْنَ آدَمَ، إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِيْ بِقُرَابِ اْلأَرْضِ خَطَايَا ثُمَّ لَقِيْتَنِيْ لاَتُشْرِكُ بِيْ شَيْئًا َلأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً. رواه الترمذي وقال: حديث حسن صحيح.

Dari Anas bin Malik Radhiallahu ‘anhu berkata: “Aku mendengar Rasulullah bersabda: “Allah ‘Azza wajalla berfirman: “Wahai Ibnu Adam selama engkau berdo’a dan berharap kepada-Ku akan Aku ampuni dosamu walau bagaimanapun (besarnya) Aku tidak peduli.
Wahai Ibnu Adam kalau dosamu mencapai puncak bumi kemudian engkau minta ampun kepada-Ku niscaya akan Aku ampuni.
Wahai Ibnu Adam jika engkau datang kepada-Ku dengan membawa dosa hampir sepenuh bumi tapi engkau berjumpa kepada-Ku dalam keadaan tidak berbuat syirik niscaya akan Aku berikan ampunan semisalnya” (HR. Tirmidzi beliau berkata: Hadits Hasan Shahih).

TAMBAHAN DARI
IBNU RAJAB

HADITS KEEMPAT PULUH TIGA

عَنِ ابْنِ عَبّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللّهِ صلى الله عليه وسلم: “أَلْحِقُوا الْفَرَائِضَ بِأَهْلِهَا، فَمَا أَبْقَتِ الفَرَائِضُ، فَلأَوْلَى رَجُلٍ ذَكَرٍ”. رواه البخاري ومسلم.
Dari Ibnu Abbas Radhiallahu ‘anhuma: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Berikanlah warisan kepada yang berhak. Jika masih ada tersisa maka yang paling didahulukan dalam mendapatkannya adalah laki-laki yang paling utama (paling dekat dengan mayit)”

HADITS KEEMPAT PULUH EMPAT

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: “الرَّضَاعَةُ تُحَرِّمُ مَا تُحَرِّمُ الْوِلاَدَةُ”. رواه البخاري ومسلم.
Dari Aisyah Radhiallahu ‘anha Dari nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam: “Susuan bisa mengharamkan seperti halnya kelahiran”

HADITS KEEMPAT PULUH LIMA

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللّهِ أَنّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللّهِ صلى الله عليه وسلم عَامَ الْفَتْحِ وَهُوَ بِمَكَّةَ يَقُولُ: “إنّ اللّهَ وَرَسُولَهُ حَرَّمَ بَيْعَ الْخَمْرِ وَالْمَيْتَةِ وَالْخِنْزِيرِ وَالأَصْنَامِ” فَقِيلَ: يَا رَسُولَ اللّهِ أَرَأَيْتَ شُحُومَ الْمَيْتَةِ، فَإِنَّهُ يُطْلَى بِهَا السُّفُنُ، وَيُدْهَنُ بِهَا الْجُلُودُ، وَيَسْتَصْبِحُ بِهَا النّاسُ؟ قَالَ: “لاَ. هُوَ حَرَامٌ” ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللّهِ صلى الله عليه وسلم عِنْدَ ذَلِكَ: “قَاتَلَ اللّهُ الْيَهُودَ، إنَّ اللّهَ حَرَّمَ عَلَيْهِمُ الشُّحُومَ، فأَجْمَلُوهُ، ثُمَّ بَاعُوهُ، فَأَكَلُوا ثَمَنَهُ”. رواه البخاري ومسلم.
Dari Jabir bin Abdillah Radhiallahu ‘anhu, beliau mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam berkata di Mekkah ketika tahun Fathu Mekkah: “Sesungguhnya Allah dan RasulNya telah mengharamkan jual beli khamr, bangkai, babi dan berhala”.
Dikatakan kepada beliau: Wahai Rasulullah, kabarkan kepadaku tentang lemak bangkai karena perahu-perahu telah dilumuri dengannya, diminyaki dengannya pula kulit (yang mau disamak) dan manusia menjadikannya untuk minyak lentera ?”
Rasulullah berkata: “Tidak, menjual bangkai itu haram”.
Kemudian beliau berkata: “Allah memerangi Yahudi, sesungguhnya Allah telah mengharamkan atas mereka lemak bangkai kemudian mereka cairkan serta mereka jual dan mereka memakan hasil penjualannya”

HADITS KEEMPAT PULUH ENAM

عَنْ أَبِي بُرْدَةَ، عن أبيه أَبِي مُوسى الأَشعَريِّ أنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم بَعَثَهُ إِلَى اليَمَنِ، فسأَلَهُ عَن أَشربةٍ تُصنَعُ بِها، فقال:”وَمَا هِيَ؟” قَالَ: البِتْعُ وَالمِرْزُ، فقِيلَ لأبي بُردَةَ: وما البِتْعُ؟ قال: نَبيذُ العسل، والمِرْزُ نْبيذُ الشَّعير، فقال:”كُلُّ مُسكرٍ حَرامٌ”. رواه البخاري ومسلم.
Dari Abu Burdah dari bapaknya yakni Abu Musa Al Asy’ary Radhiallahu ‘anhuma, Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam mengutusnya ke Yaman dan bertanya kepadanya tentang minuman yang dibuat di Yaman.
Beliau bertanya: “Apa itu? “
Abu Musa berkata: “al Bit’u dan al Mizru”.
Ditanyakan kepada Abu Musa: “Apa itu al Bit’u?”
Beliau jawab: “Saripati madu adapun al Mizru adalah saripati gandum”.
Maka Rasulullah berkata: “Semua yang memabukkan adalah haram”

HADITS KEEMPAT PULUH TUJUH

عَنِ المِقْدَامِ بنِ مَعدِ يَكْرِب قال: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ: “مَا مَلأَ آدَمِيٌّ وِعاءً شَرًا مِنْ بَطْنٍ، بِحَسْبِ ابنِ آدَمَ أَكَلاتٌ يُقِمْنَ صُلْبَهُ، فَإِنْ كَانَ لا مَحَالَةَ، فَثُلثٌ لِطَعَامِهِ، وَثُلُثٌ لِشَرَابِهِ، وَثُلُثٌ لِنَفَسِهِ”. رواه الترمذي.
Dari Miqdam bin Ma’di Karib Radhiallahu ‘anhu: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam berkata: “Tidaklah seorang anak adam memenuhi satu tempat yang lebih jelek dari (memenuhi) perutnya.
Cukuplah bagi anak adam makanan yang bisa menegakkan tulang punggungnya,
jika harus (lebih dari itu) maka sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumnya dan sepertiga untuk nafasnya”

HADITS KEEMPAT PULUH DELAPAN

عَنْ عَبْدِاللهِ بن عمرٍو رضي الله عنهما عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: “أَرْبَعٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ كَانَ مُنَافِقًا {خَالِصًا}، وَإِنْ كَانَتْ خَصْلةٌ مِنْهُنَّ فِيهِ كَانَتْ فِيهِ خَصْلَةٌ مِنَ النِّفَاقِ حَتَّى يَدَعَهَا: مَنْ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ، وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ، وَإِذَا خَاصَمَ فَجَرَ، وَإِذَا عَاهَدَ غَدَرَ “. رواه ومسلم.
Dari Abdullah bin Amr Radhiallahu ‘anhu dari nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Empat perkara, barangsiapa yang ada padanya keempat perkara tersebut maka ia munafiq tulen, jika ada padanya satu diantara perangai tersebut berarti ada padanya satu perangai kenifakan sampai meninggalkannya: (1)Yaitu seorang jika bicara dusta, (2)jika membuat janji tidak menepatinya, (3)jika berselisih melampui batas dan (4)jika melakukan perjanjian mengkhianatinya”

HADITS KEEMPAT PULUH SEMBILAN

عَنْ عُمرَ بنِ الخَطَّابِ رضي الله عنه عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: “لَوْ أنَّكُمْ تَوَكَّلُونَ عَلَى اللهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيرَ، تَغدُو خِمَاصًا، وَتَرُوحُ بِطَانًا”. . رواه الترمذي.
Dari Umar bin Khaththab Radhiallahu ‘anhu Dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau berkata: “Jika kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakal niscaya Allah akan memberikan rezeki kepada kalian sebagaimana memberi rezeki kepada burung. Keluar di pagi hari dalam keadaan lapar dan pulang di sore hari dalam keadaan kenyang

HADITS KELIMA PULUH

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ بُسْرٍ قَالَ: أَتَى النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم رَجُلٌ، فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللهِ إِنَّ شَرَائِعَ الإِسْلاَمِ قَدْ كَثُرَتْ عَلَيْنَا، فَبَابٌ نَتَمَسَّكُ بِهِ جَامِعٌ؟ قَالَ: “لاَ يَزَالُ لِسَانُكَ رَطْبًا مِنْ ذِكْرِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ”. رواه أحمد.
Dari Abdullah bin Busr: Datang seorang laki-laki kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam dan berkata: Wahai Rasulullah, sesungguhnya syariat Islam itu terasa banyak bagiku, maka (ajarilah aku) satu bab (ilmu) yang aku akan berpegang teguh dengannya?.
Rasulullah menjawab: Hendaknya lisanmu terus menerus berdzikir kepada Allah”

Terjemah harfiyah:

يا رسول الله :Wahai rasulullah
ان:Sesungguhnya
شرائع:Amalan-amalan dalam Syariat islam
قد كثرت:Telah banyak
علي:Atasku
ف : Maka
اعمال:Amalan
نتمسك:Berpegang teguh
به:Dengannya
جامع:Menyeluruh
لا يزال:Terus menerus
لسانك:Lisanmu
رطبا:Basah
من:Dari
ذكر الله:Berdzikir kepada Allah

Copyright © All rights reserved. | Newsphere by AF themes.